tag:blogger.com,1999:blog-86487068389029355662024-03-13T05:11:32.611-07:00SalafiyunpressManhaj Salaf Ahlus Sunnah WaljamaahSalafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.comBlogger124125tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-77833788286878194472012-05-27T15:48:00.001-07:002012-05-27T15:48:10.552-07:00Akhlak Malu Seorang Muslim Oleh Ustadz Muhammad Yahya [Khutbah Jum'ar]<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-NrGQMj3UcAs/T8KuvqVO23I/AAAAAAAAABs/xs6_PRq8Cds/s1600/namadaun.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="132" src="http://3.bp.blogspot.com/-NrGQMj3UcAs/T8KuvqVO23I/AAAAAAAAABs/xs6_PRq8Cds/s200/namadaun.png" width="200" /></a></div>
Berikut kami hadirkan rekaman khutbah jum'at di masjid Fatahillah Depok tanggal 18 mei 2012 yang disampaikan oleh Al Ustadz Muhammad Yahya,dengan tema "Akhlak Malu Seorang Muslim".Semoga bermanfaat.<br />
<br />
<embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" height="200" src="https://www.box.com/embed/6x6z5xp67bpbjs6.swf" type="application/x-shockwave-flash" width="466" wmode="opaque"></embed>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-23307523938300386582012-05-27T10:31:00.001-07:002012-05-27T10:31:39.081-07:00Berhiaslah dengan Akhlak Ahlus Sunnah dalam Menyikapi Berita Fitnah, Jagalah Persatuan<span class="by-author"><span class="author vcard"></span></span>
<br />
<div class="entry-content">
<div style="text-align: center;">
<strong>بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ </strong></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-q3eyUnQtids/T8JkIvuzQkI/AAAAAAAAABg/qtc_iKdCKio/s1600/padibagus.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="125" src="http://1.bp.blogspot.com/-q3eyUnQtids/T8JkIvuzQkI/AAAAAAAAABg/qtc_iKdCKio/s200/padibagus.png" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Allah ta’ala berfirman,</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<strong>وَإِذَا جَاءَهُمْ
أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ
إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ
يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا </strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dan apabila datang kepada mereka suatu
berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya.
Andaikan mereka menyerahkan urusannya kepada Rasul dan Ulil Amri
(pemegang urusan dari kalangan umaro dan orang-orang berilmu) di antara
mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah
karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut
setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” <strong>[An-Nisa’: 83]</strong></div>
<a name='more'></a><strong><span id="more-1004"></span></strong><br />
<div style="text-align: justify;">
<strong>Al-‘Allamah Al-Mufassir Abdur Rahman bin Nashir As-Sa’di</strong> <em>rahimahullah</em> berkata,</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<strong>هذا تأديب من الله
لعباده عن فعلهم هذا غير اللائق. وأنه ينبغي لهم إذا جاءهم أمر من الأمور
المهمة والمصالح العامة ما يتعلق بالأمن وسرور المؤمنين، أو بالخوف الذي
فيه مصيبة عليهم أن يتثبتوا ولا يستعجلوا بإشاعة ذلك الخبر، بل يردونه إلى
الرسول وإلى أولي الأمر منهم، أهلِ الرأي والعلم والنصح والعقل والرزانة،
الذين يعرفون الأمور ويعرفون المصالح وضدها. فإن رأوا في إذاعته مصلحة
ونشاطا للمؤمنين وسرورا لهم وتحرزا من أعدائهم فعلوا ذلك. وإن رأوا أنه ليس
فيه مصلحة أو فيه مصلحة ولكن مضرته تزيد على مصلحته، لم يذيعوه، ولهذا
قال: { لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ } أي: يستخرجونه
بفكرهم وآرائهم السديدة وعلومهم الرشيدة.</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini adalah <span style="text-decoration: underline;"><strong>pengajaran adab</strong></span> dari Allah ta’ala bagi hamba-hamba-Nya atas perbuatan mereka (tergesa-gesa menyebarkan berita-berita dan mengambil sikap, <em>pen</em>)
yang tidak layak. Padahal yang seharusnya mereka lakukan, apabila
datang kepada mereka berita tentang urusan besar dan berhubungan dengan
kemaslahatan umum, yaitu yang berkaitan dengan keamanan dan perkara yang
menyenangkan kaum mukminin atau ketakutan yang di dalamnya terkandung
musibah atas mereka, maka hendaklah mereka melakukan <em>tatsabbut</em> (memastikan beritanya) dan tidak tergesa-gesa menyiarkan berita tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi hendaklah mereka kembalikan
urusan itu kepada Rasul dan Ulil amri (pemegang urusan dari kalangan
umaro dan orang-orang berilmu) di antara mereka, yaitu orang-orang yang
memiliki pandangan, memiliki ilmu, memiliki nasihat (yakni yang pantas
menasihati dalam masalah umum, <em>pen</em>), memiliki akal dan memiliki
ketenangan (tidak tergesa-gesa dalam memutuskan). Merekalah yang
mengetahui kemaslahatan dan kemudaratan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka jika mereka memandang dalam
penyiaran berita tersebut terdapat kemaslahatan, kemajuan dan
kegembiraan terhadap kaum muslimin dan penjagaan dari musuh-musuh
mereka, baru kemudian boleh disebarkan. Namun jika mereka memandang
dalam penyiarannya tidak mengandung maslahat sama sekali, atau terdapat
maslahat akan tetapi kemudaratannya lebih besar, maka mereka tidak
menyiarkan berita tersebut. Oleh karena itu Allah ta’ala mengatakan, <strong><em>“</em></strong><strong><em>Tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri),”</em></strong>
yakni, orang-orang yang mau mencari kebenaran dapat mengambilnya dari
pemikiran dan pandangan mereka yang benar serta ilmu-ilmu mereka yang
terbimbing.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Beliau <em>rahimahullah</em> juga berkata,</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<strong>وفي هذا دليل لقاعدة
أدبية وهي أنه إذا حصل بحث في أمر من الأمور ينبغي أن يولَّى مَنْ هو أهل
لذلك ويجعل إلى أهله، ولا يتقدم بين أيديهم، فإنه أقرب إلى الصواب وأحرى
للسلامة من الخطأ. وفيه النهي عن العجلة والتسرع لنشر الأمور من حين
سماعها، والأمر بالتأمل قبل الكلام والنظر فيه، هل هو مصلحة، فيُقْدِم عليه
الإنسان؟ أم لافيحجم عنه؟</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan dalam ayat ini terdapat dalil bagi <span style="text-decoration: underline;"><strong>kaidah adab</strong></span>, yaitu <span style="text-decoration: underline;">apabila
terjadi pembahasan suatu permasalahan maka hendaklah diserahkan kepada
ahlinya. Hendaklah diserahkan kepada orang yang berhak membahasnya, dan
janganlah (orang yang jahil atau tidak mengerti urusan, <em>pen</em>) mendahului mereka, karena sikap seperti ini lebih dekat kepada kebenaran dan lebih dapat menyelamatkan dari kesalahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam ayat ini juga terdapat larangan
tergesa-gesa dan terburu-buru untuk menyebarkan suatu berita setelah
mendengarkan berita tersebut. Dan (dalam ayat ini) terdapat perintah
untuk meneliti dan mempelajari dengan baik sebelum berbicara; apakah
pembicaraannya itu adalah kemaslahatan sehingga boleh dia lakukan?
Ataukah mengandung kemudaratan sehingga patut dijauhi?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>[<em>Taysirul Kariimir Rahman fi Tafsiri Kalaamil Mannan</em>, hal, 184, Maktabah Al-Ma’arif Riyadh]</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Asy-Syaikh Al-‘Allamah Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan</strong> <em>hafizhahullah </em>menerangkan
dua perkara yang harus dijauhi karena termasuk karakter orang-orang
Jahiliyah yang Allah ta’ala kabarkan dalam kitab-Nya yang mulia,</div>
<div align="right" style="text-align: right;">
<strong>بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bahkan yang sebenarnya, mereka
mendustakan apa yang mereka belum memiliki ilmu tentangnya dengan
sempurna padahal belum datang kepada mereka penjelasannya.” <strong>[Yunus: 39]</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam ayat ini terdapat dua sisi penting yang harus diperhatikan:</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><em>Pertama:</em></strong>
Hendaklah seseorang tidak memasuki permasalahan yang dia tidak memiliki
ilmu tentangnya, dan janganlah dia mengingkari sesuatu yang tidak dia
ketahui. Tapi hendaklah dia katakan, <em>“Allahu A’lam.” </em></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><em>Kedua:</em></strong>
Janganlah seseorang mengingkari sesuatu yang diketahui oleh selainnya.
Jika dia belum mengetahui permasalahan tersebut, hendaklah dia jangan
terburu-buru mengingkari saudaranya yang lebih mengetahui permasalahan
tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>[Diringkas secara makna dari <em>Syarh Masaail Jaahiliyah</em>, hal. 293-294, Darul ‘Ashimah Riyadh]</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang dijelaskan para ulama di atas
sesuai dengan akhlak mulia yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam ketika beliau bersabda kepada <strong>Asyaj Abdil Qois</strong>,<a href="http://nasihatonline.wordpress.com/Users/SOFYAN%20RURAY/Documents/Adab%20dalam%20Menyikapi%20Berita.doc#_ftn1" title="">[1]</a></div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<strong>إنَّ فيكَ لَخَصْلَتَيْن يُحِبُّهُمَا اللهُ : الْحِلْمُ وَالأنَاةُ</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sesungguhnya pada dirimu ada dua akhlak yang dicintai Allah, yaitu <strong><em>al-hilm</em></strong> (menahan diri ketika marah, tidak tergesa-gesa menyikapi suatu masalah) dan <strong><em>al-anaah</em></strong> (berhati-hati dalam menghadapi suatu masalah, menahan diri dan tidak terburu-buru).” <strong>[HR. Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma]</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Terlebih lagi jika berita-berita tersebut
tentang celaan terhadap orang-orang yang berilmu, para pembawa bendera
Tauhid dan Sunnah, pembimbing umat di tengah kegelapan, maka hendaklah
seseorang lebih berhati-hati lagi, karena jika tidak maka dia akan
menyebabkan terjadinya kerusakan dan perpecahan di tengah-tengah Ahlus
Sunnah dan menjauhkan kaum muslimin dari dakwah yang <em>haq.</em> Oleh
karena itu, kami ingin mengingatkan kembali nasihat para ulama –walaupun
sayang setelah mendapat nasihat ini masih banyak yang mengaku Ahlus
Sunnah namun mengabaikannya- tentang sikap yang syar’i dalam menyikapi
kesalahan orang-orang yang berilmu dari kalangan Ahlus Sunnah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Faqihul ‘Ashr Asy-Syaikh Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin</strong> <em>rahimahullah</em> menerangkan hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,</div>
<div dir="RTL" style="text-align: justify;">
<strong>الدِّينُ النَّصِيحَة</strong><strong>ُ قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ </strong><strong></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
“Agama itu adalah nasihat,” Kami
bertanya, “Bagi siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagi Allah,
Kitab-Nya, Rasul-Nya dan para pemimpin (ulama dan pemerintah) kaum
muslimin dan seluruh kaum muslimin.” <strong>[HR. Muslim dari Tamim bin Aus Ad-Dari <em>radhiyallahu’anhu</em>]</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun yang dimaksud dengan nasihat terhadap orang-orang yang berilmu adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. </strong>Mencintai mereka</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2. </strong>Menolong mereka dalam menyampaikan kebenaran</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>3. </strong>Membela kehormatan mereka</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>4. </strong>Meluruskan kesalahan mereka dengan ADAB dan PENGHORMATAN</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>5. </strong>Menunjukkan cara terbaik dalam mendakwahi manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: blue;"><strong>Tahapan Dalam Menyikapi Kesalahan Orang yang Berilmu</strong></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>TAHAPAN PERTAMA: </strong>Melakukan <em>tatsabbut</em> [pemastian]
berita tentang kesalahan tersebut kepadanya, karena berapa banyak
kesalahan yang dinisbahkan kepada seorang yang berilmu secara dusta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>TAHAPAN KEDUA:</strong> Hendaklah
diteliti apakah yang dianggap sebagai kesalahan tersebut benar-benar
suatu kesalahan atau ternyata justru itulah kebenaran, karena sering
terjadi di awal kali kita menganggap sesuatu sebagai kesalahan padahal
yang sebenarnya setelah diteliti lebih jauh maka menjadi jelas bahwa hal
itu adalah kebenaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>TAHAPAN KETIGA:</strong> Apabila
ternyata hal itu bukan suatu kesalahan maka wajib bagi engkau untuk
membela orang yang berilmu dan menerangkan kepada manusia bahwa
ucapannya adalah suatu kebenaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>TAHAPAN KEEMPAT:</strong> Adapun
jika ternyata ucapan orang yang berilmu itu memang suatu kesalahan dan
penisbatan kesalahan itu kepadanya juga benar, maka yang wajib engkau
lakukan adalah:</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>MENGHUBUNGI orang yang berilmu tersebut dengan ADAB dan SOPAN
SANTUN, lalu engkau katakan, “Aku mendengar darimu kesalahan ini dan
itu, maka aku ingin engkau jelaskan kepadaku sisi kebenarannya, sebab
engkau lebih tahu dariku?”</li>
<li>Setelah benar-benar jelas bagimu bahwa sang ‘alim tersebut telah
salah maka engkau memiliki hak untuk munaqosyah [menyampaikan
pendapatmu], akan tetapi dengan ADAB dan PENGHORMATAN kepadanya sesuai
dengan kedudukan dan kehormatannya sebagai seorang ‘alim.</li>
<li>Adapun yang dilakukan oleh sebagian orang, berupa sikap keras dan
kasar serta menjatuhkan kehormatan orang-orang yang berilmu maka hal
tersebut muncul dari sikap <em>‘ujub</em> [kagum terhadap diri sendiri]
dalam keadaan mereka menyangka bahwa merekalah Ahlus Sunnah yang
berjalan di atas manhaj Salaf padahal mereka itulah yang paling jauh
dari jalan Salaf. Demikianlah manusia, jika memiliki sifat <em>‘ujub</em> maka dia akan melihat yang lainnya kecil di hadapannya.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<strong>[Diringkas secara makna dari <em>Syarhul ‘Arba’in An-Nawawiyah,</em> hal. 140-142, Darus Tsuroyya Unaizah ]</strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: center;">
<strong>Sumber:Nasihatonline.Wordpress.com</strong></div>
</div>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-80430561822393966672012-05-01T11:45:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.909-07:00Tipu Daya Syaithon Oleh Ustadz Muhammad Umar AssewedPembahasan kitab Ighotsatul Lahafaan oleh Ustadz Muhammad Umar Assewed kali ini masuk pada bab 13 yaitu Bab tentang “Tipu Daya yang digunakan Syaithon untuk menggoda anak adam”<br/><br/>Sesungguhnya Syaithon dalam beberapa ayat Al Qur’an telah bersumpah diantaranya dalam surat Shad ayat 82:” Sungguh demi kekuasaanmu ya Allah Aku Akan sesatkan mereka”.<br/><br/>Syaithon telah bersumpah untuk menyesatkan manusia dari segala arah yaitu dari depan, dari belakang, juga dari sebelah kanan & kiri.<br/><br/>Ibnu Zaid berkata Akan dijadikan indah amalan-amalan jelek mereka apa yang telah lalu & yang akan datang,yaitu amalan kejelakan yang ada dibelakang yang sudah dikerjakan agar tidak menyesali dan tidak bertaubat serta yang didepan sehingga amalan kejelekan selalu terlihat bagus & indah, dia selalu berniat & berazam untuk terus melakukan amalan tersebut.<br/><br/>Malaikat yang mengajarkan & membisikkan kebaikan ada dikananya, Sedangkan syaithon datang dari arah yang sama membisikan untuk tidak mengerjakan amalan kebaikan tersebut.<br/><br/>Keterangan lain dalam Al Quran surat An Nisa ayat 117-120 :” Mereka tidak menyembah Allah kecuali (berhala yang bernama) perempuan, dan mereka tidak menyeru kecuali setan yang jahat, Allah melaknat dia, dan Iblis berkata : Sungguh aku akan mengambil dari hamba-hambamu ya Allah , bagianku yang sudah tertentu, dan akan aku sesatkan mereka dan aku akan beri angan-angan mereka. Dan Sungguh aku akan ajak mereka untuk mencacati binatang ternak mereka & sungguh aku akan ajak mereka untuk merubah ciptaan Allah, dan siapa yang menjadikan setan sebagai walinya selain Allah maka dia telah rugi dengan kerugian yang sangat nyata , syaithon memberikan janji-janji kepada mereka padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka kecuali dusta”<br/><br/>Pembahasan selengkapnya tentang ayat diatas bisa Download kajian selengkapnya disiniSalafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-6619752611686293162012-04-26T19:58:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.870-07:00Kemaksiatan Terburuk Penuntut Ilmu[caption id="" align="alignright" width="300" caption="taskiyatun Nufs"]<img title=" taskiyatun Nufs" src="http://cdn.khotbahjumat.com/wp-content/uploads/2011/11/khutbah-jumat-sikap-terhadap-ahli-maksiat.jpg" alt=" taskiyatun Nufs" width="300" height="222" />[/caption]<br/><br/>Oleh: Wira Bachrun Al Bankawy<br/><br/>Apakah kemaksiatan terburuk yang seringkali dilalaikan oleh penuntut ilmu?<br/><br/>Asy Syaikh Abdussalam Barjas Al Abdil Karim rahimahullah berkata,<br/><br/>“Semua maksiat jelek, akan tetapi maksiat terjelek yang seringkali tersamar oleh penuntut ilmu adalah takabbur, sombong, merasa besar, tertipu dengan dirinya sendiri sehingga dia memandang rendah serta merasa tinggi dari orang lain. Dia pun berjalan dengan gaya yang congkak, banyak bicara serta tak lepas dari sifat besar diri dan semisalnya.”<br/><br/>Allah telah melarang sikap sombong,<br/><br/>وَلا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ<br/><br/>“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman: 18)<br/><br/>Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,<br/><br/>لا يدخل الجنة من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر<br/><br/>“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan.” Kemudian seorang berkata: “Seseorang suka bila bajunya bagus, dan sandalnya bagus?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan. Sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.”<br/><br/><a name='more'></a><br/><br/>Disebutkan di dalam kitab Tahdzibul Ihya’<br/><br/>“Sombong dengan ilmu itu adalah perusak terbesar dan penyakit yang parah dan paling susah diobati kecuali dengan usaha yang keras serta dan kesungguhan yang maksimal. Hal itu karena kadar ilmu itu besar di sisi Allah, dan besar pula di sisi manusia, lebih besar daripada kadar harta, kecantikan, dan lainnya.”<br/><br/>Kesombongan yang ada pada diri seorang penuntut ilmu adalah sesuatu yang mematikan yang bisa menghalanginya dari kebenaran.<br/><br/>Ibnul Jauzi berkata,<br/><br/>“Seorang yang merasa cukup dengan ilmunya apabila dicampuri dengan sikap memandang hebat pada dirinya, maka dia akan terhalangi dari kebenaran. Kita berlindung kepada Allah dari hal itu.”<br/><br/>Dan hendaknya betul-betul kita perhatikan apa yang disampaikan oleh Asy Syaikh Abdussalam berikut,<br/><br/>“Di masa ini kita telah diuji dengan sedikit –dan segala puji bagi Allah-, mereka membaca satu kitab atau dua kitab, menghapal satu dua masalah, kemudian setelah satu atau dua hari –dari umur mereka dalam menuntut ilmu- mereka menjadi mujtahid.<br/><br/>Sekiranya mereka membatasi diri dengan tipu daya yang kosong ini maka tentu itu lebih baik, akan tetapi mereka menganggap kecil para ulama, membodoh-bodohkan para penuntut ilmu dan para da’i. Mereka memandang diri mereka telah berada di manzilah yang tinggi yang tidak dicapai seorang pun, tampak itu semua pada pakaian, cara jalan mereka, serta ucapan mereka.<br/><br/>Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un. Alangkah berbahaya dan sedikitnya manfaat mereka, dan betapa kokoh kebodohan mereka. Kami memohon kepada Allah ta’ala untuk memberi hidayah kepada mereka kepada jalan yang lurus.”<br/><br/>(Sumber: Kitab ‘Awaiquth Thalab, DR. Abdussalam Barjaz, halaman 16-17)<br/><br/>sumber:<a href="wirabachrun.wordpress.com">wirabachrun.wordpress.com</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-89050458389213155412012-04-23T21:26:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.926-07:00Bawalah Ucapan Saudaramu Kepada Makna yang Benar, Jagalah PersatuanTelah dimaklumi bersama bahwa perpecahan sangat tercela dalam agama Islam yang mulia ini, bahkan perpecahan termasuk ciri-ciri orang kafir dan ahlu bid’ah. Allah ta’ala telah mengingatkan dalam kitab-Nya yang mulia,<br/><br/>وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ<br/><br/>“Janganlah kamu seperti kaum musyrikin, yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka sehingga mereka menjadi bergolong-golongan, setiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.” [Ar-Rum: 31-32]<br/><br/>Oleh karena itu, generasi Salaf senantiasa berusaha menjaga persatuan kaum muslimin dengan menghindari sebab-sebab terjadinya perpecahan, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Sehingga, Salaf dahulu sangat berhati-hati dari semua yang mengandung sebab perpecahan dan rusaknya hubungan antara sesama muslim.<a name='more'></a><br/><br/>Sampai Al-Khalifah Ar-Rasyid, Sahabat yang mulia, Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu berkata,<br/><br/>لاَ تَظُنَّ كَلِمَةً خَرَجَتْ مِنْ أَخِيكَ شَرًّا وَأَنْتَ تَجِدَ لَهَا فِي الْخَيْرِ مَحْمَلاً<br/><br/>“Janganlah engkau berprasangka buruk terhadap kalimat yang diucapkan saudaramu sedang engkau masih menemukan kemungkinan makna yang baik dalam ucapannya itu.” [Al-Adab Asy-Syar’iyah, Ibnu Muflih rahimahullah, (2/418)]<br/><br/>Demikianlah wasiat generasi teladan kita, para sahabat nabi shallallahu’alaihi wa sallam dalam menyikapi ucapan saudara muslim kita yang masih mengandung kemungkinan benar dan salah, terlebih jika saudara kita telah menegaskan bahwa yang dia maksudkan adalah makna yang benar, bukan makna yang salah.<br/><br/>Sebagai contoh, jika saudara kita mengucapkan bahwa, “Hukum karma itu ada dalam Islam.” Maka ucapan seperti ini mengandung dua makna:<br/><br/> Makna yang batil, jika yang dimaksudkan dengan hukum karma adalah yang dipahami oleh umat Hindu dan Budha yang kafir kepada Allah ta’ala.<br/> Makna yang benar, adalah makna yang dipahami oleh kebanyakan orang awam dalam ilmu tentang Bahasa Indonesia, dimana mereka memahami bahwa yang dimaksud dengan karma adalah balasan setimpal atas pelaku kejahatan.<br/><br/>Tidak diragukan lagi makna pertama salah dan makna kedua benar, maka hendaklah Anda bertanya apa yang dimaksud dalam ucapan saudaramu, apakah makna yang pertama atau kedua. Kalau memang Anda tidak mau bertanya maka bawalah ucapan saudaramu kepada makna yang benar sebagaimana bimbingan teladanmu, para sahabat Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.<br/><br/>Terlebih jika saudaramu telah menegaskan bahwa karma yang dia maksudkan adalah makna yang kedua, seperti dalam penegasan berikut ini,<br/><br/>“Hukum karma dimaklumi ya dalam bahasa Indonesia, dalam pengertian kita. Seorang berbuat kejelekan, ada seseorang dia juga mendapatkan akibat yang semisalnya. Nah hal yang semacam ini mungkin saja ada sebab dia adalah bentuk dari siksaan, bentuk dari pembalasan, iya, bentuk dari pembalasan. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan bahwa pembalasannya itu sangatlah berat. Di dalam berbagai ayat diterangkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala, iya, memberikan balasan kepada orang yang berbuat dosa sesuai dengan amalannya masing-masing.”<br/><br/>Dan terlebih lagi jika saudaramu adalah seorang penyeru kepada kebaikan, kepada manhaj yang haq di tengah-tengah ramainya manusia yang menyeru kepada kesesatan, bukankah engkau memiliki kewajiban untuk menolong saudaramu dengan mengharumkan namanya agar manusia mengikuti seruannya dan tidak lari dari kebenaran yang ia serukan. Sedangkan Anda memaklumi bahwa sang penyeru kepada kebenaran tersebut adalah manusia biasa yang mungkin berbuat kesalahan,<br/><br/>Berikut ini adalah ringkasan nasihat Al-Walid Al-‘Allamah Ibnu Baz rahimahullah dalam menyikapi kesalahan para da’i Ahlus Sunnah dalam sebuah risalah yang berjudul, “Uslub An-Naqd bayna Du’at wat Ta’qib ‘alaihi.”<br/><br/>Beliau rahimahullah berkata,<br/><br/>وقد شاع في هذا العصر أن كثيرا من المنتسبين إلى العلم والدعوة إلى الخير يقعون في أعراض كثير من إخوانهم الدعاة المشهورين , ويتكلمون في أعراض طلبة العلم والدعاة والمحاضرين . يفعلون ذلك سرا في مجالسهم . وربما سجلوه في أشرطة تنشر على الناس , وقد يفعلونه علانية في محاضرات عامة في المساجد , وهذا المسلك مخالف لما أمر الله به ورسوله من جهات عديدة منها :<br/><br/>“Telah tersebar di zaman ini, banyak orang yang menghubungkan dirinya kepada ilmu dan dakwah kepada kebaikan, mereka itu telah menodai kehormatan banyak saudara-saudara mereka para da’i yang terkenal (berjalan di atas kebenaran). Mereka juga menjatuhkan kehormatan para penuntut ilmu, da’i dan penceramah. Mereka lakukan itu secara rahasia di majelis-majelis mereka dan bisa jadi mereka merekamnya dan disebarkan kepada khalayak. Bisa jadi juga perbuatan tersebut mereka lakukan secara terang-terangan dalam ceramah umum di masjid-masjid. Dan ini adalah sebuah metode yang menyelisihi perintah Allah ta’ala dan Rasul-Nya dari banyak sisi.”<br/><br/> Berikut ringkasan pelanggaran dalam perbuatan tersebut:<br/><br/> Pertama: Perbuatan tersebut melampaui batas terhadap hak-hak manusia, bahkan manusia yang paling mulia, yaitu para penuntut ilmu dan da’i yang telah mengerahkan tenaga mereka untuk membimbing manusia kepada kebaikan, memperbaiki aqidah umat dan manhaj mereka serta bersungguh-sungguh dalam mengadakan pengajaran, ceramah dan penulisan buku-buku yang bermanfaat.<br/><br/> Kedua: Perbuatan tersebut memecah belah kesatuan kaum muslimin, terlebih para du’at Ahlus Sunnah membutuhkan kekuatan dalam persatuan untuk menghadapi ahlul bid’ah dan orang-orang kafir.<br/><br/> Ketiga: Perbuatan tersebut menolong ahlul bid’ah dan orang-orang kafir dalam menjatuhkan Ahlus Sunnah.<br/><br/> Keempat: Perbuatan tersebut merusak hati kaum muslimin yang umum maupun yang khusus, sehingga memunculkan banyaknya kedustaan, ghibah, namimah dan membuka pintu-pintu keburukan terhadap orang-orang yang lemah jiwanya lagi suka menebar syubhat dan fitnah serta menyakiti kaum muslimin.<br/><br/> Kelima: Bahwa kebanyakan ucapan yang disebarkan tersebut adalah kedustaan atau sebuah kalimat yang masih mungkin ditafsirkan kepada makna yang benar sebagaimana ucapan Salaf (Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu) di atas.<br/><br/> Keenam: Sebagian ulama dan penuntut ilmu yang melakukan ijtihad tidaklah dicela karena kesalahan mereka dalam berijtihad, akan tetapi hendaklah dinasihati dengan cara yang terbaik dalam keadaan kita mengingankan agar sampai kepada kebenaran dan menolak tahrisy (memecah belah) yang dilakukan oleh setan. Jika tidak memungkinkan disampaikan secara langsung dan sembunyi-sembunyi, dan mengharuskan adanya nasihat secara terbuka maka hendaklah dinasihati dengan kata-kata yang paling halus dan lemah lembut.<br/><br/>Pada bagian akhir Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah mewasiatkan, <br/><br/>فالذي أنصح به هؤلاء الأخوة الذين وقعوا في أعراض الدعاة ونالوا منهم أن يتوبوا إلى الله تعالى مما كتبته أيديهم , أو تلفظت به ألسنتهم مما كان سببا في إفساد قلوب بعض الشباب وشحنهم بالأحقاد والضغائن , وشغلهم عن طلب العلم النافع , وعن الدعوة إلى الله بالقيل والقال والكلام عن فلان وفلان , والبحث عما يعتبرونه أخطاء للآخرين وتصيدها , وتكلف ذلك .<br/><br/> “Maka yang aku nasihatkan kepada para Ikhwah yang menjatuhkan kehormatan para da’i dan melecehkan mereka, untuk segera bertaubat kepada Allah ta’ala dari apa yang mereka tulis dengan tangan-tangan mereka atau yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka yang telah menjadi sebab rusaknya hati sebagian pemuda dan membakar mereka dengan kedengkian dan kebencian, serta menyibukkan mereka dari menuntut ilmu yang bermanfaat dan dakwah kepada Allah ta’ala dengan qila wa qaala (desas desus) dan pembicaraan tentang fulan dan fulan, dan membahas apa yang mereka anggap sebagai kesalahan orang lain, mencari-carinya dan berlebihan padanya.”<br/><br/>Sebagaimana beliau (Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah) juga mewasiatkan agar tidak terburu-buru dalam menulis suatu bantahan sebelum mengembalikannya kepada para orang-orang yang berilmu. Allah ta’ala telah mengingatkan,<br/><br/>وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ<br/><br/>“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” [An-Nisa’: 83]<br/><br/>[Diringkas dengan sedikit perubahan dari Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah, (7/311-314)]<br/><br/>Peringatan: Tidak diragukan lagi yang dimaksud oleh Asy-Syaikh Ibnu Baz rahimahullah dalam wasiat beliau di atas adalah para da’i Ahlus Sunnah, bukan dalam mengkritik ahlul bid’ah dan orang-orang kafir. Hal ini perlu kami ingatkan sebab seringkali ahlul bid’ah dari kalangan hizbiyun bertameng dengan nasihat ini sebagaimana mereka juga bertameng dengan kitab Rifqon Asy-Syaikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad hafizhahullah untuk menyalahkan Ahlus Sunnah yang mengkritik da’i-da’i mereka yang sesat.<br/><br/>Bimbingan Ulama dalam Menasihati Kesalahan Orang-orang yang Berilmu<br/><br/>Terlebih lagi jika ternyata orang yang engkau jatuhkan kehormatannya itu adalah seorang yang berilmu maka ketahuilah, tidak ada yang lebih mengenal keutamaan dan kedudukan orang-orang yang berilmu melebihi Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Bahkan inilah salah satu karakter Ahlus Sunnah yang membedakannya dengan Ahlul Bid’ah. Tanda Ahlus Sunnah adalah memuliakan orang-orang yang berilmu dan tanda Ahlul Bid’ah adalah menjatuhkan kehormatan mereka.<br/><br/>Oleh karena itu, termasuk kewajiban seorang muslim adalah memberikan nasihat kepada orang-orang yang berilmu berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,<br/><br/>الدين النصيحة قلنا : لمن ؟ قال لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم<br/><br/>“Agama itu adalah nasihat,” Kami bertanya, “Bagi siapa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan para pemimpin (ulama dan pemerintah) kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin.” [HR. Muslim dari Tamim bin Aus Ad-Dari radhiyallahu’anhu]<br/><br/>Adapun yang dimaksud dengan nasihat terhadap orang-orang yang berilmu adalah,<br/><br/>1. Mencintai mereka<br/><br/>2. Menolong mereka dalam menyampaikan kebenaran<br/><br/>3. Membela kehormatan mereka<br/><br/>4. Meluruskan kesalahan mereka dengan ADAB dan PENGHORMATAN<br/><br/>5. Menunjukkan cara terbaik dalam mendakwahi manusia<br/><br/>Tahapan Dalam Menyikapi Kesalahan Orang yang Berilmu<br/><br/>Seorang yang berilmu mungkin melakukan kesalahan, akan tetapi berbeda cara menyikapi kesalahan orang yang berilmu dan orang yang jahil. Inilah tahapan menyikapi kesalahan orang yang berilmu, kami ringkas dengan sedikit perubahan dari penjelasan Faqihul ‘Asrh Al-‘Allamah Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah,<br/><br/>TAHAPAN PERTAMA: Melakukan tatsabbut [pemastian] berita tentang kesalahan tersebut kepadanya, karena berapa banyak kesalahan yang dinisbahkan kepada seorang yang berilmu secara dusta.<br/><br/>TAHAPAN KEDUA: Hendaklah diteliti apakah yang dianggap sebagai kesalahan tersebut benar-benar suatu kesalahan atau ternyata justru itu adalah kebenaran, karena sering terjadi di awal kali kita menganggap sesuatu sebagai kesalahan padahal yang sebenarnya setelah diteliti lebih jauh menjadi jelas bahwa hal itu adalah kebenaran.<br/><br/>TAHAPAN KETIGA: Apabila ternyata hal itu bukan suatu kesalahan maka wajib bagi engkau untuk membela orang yang berilmu dan menerangkan kepada manusia bahwa ucapannya adalah suatu kebenaran.<br/><br/>TAHAPAN KEEMPAT: Adapun jika ternyata ucapan orang yang berilmu itu memang suatu kesalahan dan penisbatan kesalahan itu kepadanya juga benar, maka yang wajib engkau lakukan adalah:<br/><br/> MENGHUBUNGI orang yang berilmu tersebut dengan ADAB dan SOPAN SANTUN, lalu engkau katakan, “Aku mendengar darimu kesalahan ini dan itu, maka aku ingin engkau jelaskan kepadaku sisi kebenarannya, sebab engkau lebih tahu dariku?”<br/> Setelah benar-benar jelas bagimu bahwa sang ‘alim tersebut telah salah maka engkau memiliki hak untuk munaqosyah [menyampaikan pendapatmu], akan tetapi dengan ADAB dan PENGHORMATAN kepadanya sesuai dengan kedudukan dan kehormatannya sebagai seorang ‘alim.<br/> Adapun yang dilakukan oleh sebagian orang, berupa sikap keras dan kasar serta menjatuhkan kehormatan orang-orang yang berilmu maka hal tersebut muncul dari sikap ‘ujub [kagum terhadap diri sendiri] dalam keadaan mereka menyangka bahwa merekalah Ahlus Sunnah yang berjalan di atas manhaj Salaf padahal mereka itulah yang paling jauh dari jalan Salaf. Demikianlah manusia, jika memiliki sifat ‘ujub maka dia akan melihat yang lainnya kecil di hadapannya.<br/><br/>[Diringkas dengan sedikit perubahan dari Syarhul ‘Arba’in An-Nawawiyah, Asy-Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullah, hal. 140-142]<br/><br/>sumber: <a href="nasihatonline.wordpress.com">nasihatonline.wordpress.com</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-16256366230140758122012-04-23T21:06:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.765-07:00INSYA ALLAH: TABLIGH AKBAR NASIONAL 1433H/2012M AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH<a href="http://salafiyunpress.wordpress.com/2012/04/24/insya-allah-tabligh-akbar-nasional-1433h2012m-ahlussunnah-wal-jamaah/"><a href="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahmasyaikh2012.png"><img class="size-medium wp-image-733 alignright" title="DAURAHMASYAIKH2012" src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahmasyaikh2012.png?w=218" alt="DAURAHMASYAIKH2012" width="218" height="300" /></a></a><br/><br/>Bismillah<br/>Insya Allah kembali hadir untuk yang ke-8 kalinya!<br/><br/>TABLIGH AKBAR NASIONAL 1433H/2012M<br/>AHLUSSUNNAH WAL JAMA'AH<br/><br/>GRATIS!! TERBUKA UNTUK UMUM.<br/>Ayo, ajak keluarga, saudara, teman Anda semua.<br/>Bersama meraih kebaikan ilmu dari para ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah.<br/><br/>Tema:<br/>KEINDAHAN AGAMA ISLAM<br/><br/>Pembicara:<br/>1. Syaikh 'Ubaid bin Abdillah al-Jabiri (Madinah)<br/>2. Syaikh 'Abdullah bin Umar al-Mar'ie (Yaman)<br/>3. Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri (Kuwait)<br/>4. Syaikh Muhammad Ghalib al-'Umari (Madinah)<br/><br/>Waktu:<br/>Sabtu-Ahad, 3-4 Sya'ban 1433H/23-24 Juni 2012M<br/>Pukul 09.00 WIB-selesai<br/><br/>Tempat:<br/>Masjid Agung Manunggal<br/>Jl. Jend. Sudirman No.1 Bantul, DI. Yogyakarta<br/><a name='more'></a><br/>Kontak Informasi:<br/>Kajian Umum: 0274-7453237<br/>Kajian Asatidz: 081328022770<br/>Informasi Umum: 085747566736<br/><br/>Diselenggarakan Oleh:<br/>Panitia Dauroh Ilmiyah Nasional Ahlus Sunnah wal Jama'ah-Yogyakarta<br/><br/>LIVE! tabligh akbar ini dapat didengarkan di <a href="http://www.salafy.or.id/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.salafy.or.id</a><br/>Info lengkap silahkan kunjungi <a href="http://www.salafy.or.id/" rel="nofollow nofollow" target="_blank">www.salafy.or.id</a><br/><br/>Sebarkan informasi ini ke seluruh muslimin.Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-35744510793628263512012-04-23T20:50:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.806-07:00Syiah Mengingkari Keabsahan Khilafah Abu Bakar<p dir="LTR">Di antara kesesatan Syiah adalah mereka mengingkari keabsahan khilafah Ash-Shiddiq radhiallahu anhu<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn1">[1]</a>, dan pengingkaran ini melazimkan mereka menghukumi fasik semua orang yang membaiat beliau dan yang meyakini keabsahan khilafah beliau. Padahal beliau telah dibaiat oleh para sahabat radhiallahu anhum, termasuk di dalamnya para sahabat ahlul bait seperti Ali radhiallahu anhu, dan mayoritas umat ini meyakini keabsahan khilafah beliau<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn2">[2]</a>. Keyakinan bahwa para sahabat ini adalah orang-orang yang fasik bertentangan dengan firman Allah Ta’ala:</p><br/><p dir="RTL"><strong>كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“Kalian adalah umat terbaik yang pernah terlahir untuk umat manusia.”</em> (QS. Ali Imran: 110)</p><br/><p dir="LTR">Hal itu karena kebaikan macam apa yang ada pada suatu umat yang para sahabat nabi mereka menyelisihi nabi mereka sendiri, yang menzhalimi ahli baitnya dengan kebencian hanya karena masalah kedudukan, mengganggu mereka, dan mayoritas mereka meyakini kebatilan sebagai suatu kebenaran? Maha Suci Engkau ya Allah, ini adalah suatu kedustaan yang besar. Sementara siapa saja yang meyakini sesuatu yang bertentangan dengan kitab Allah maka sungguh dia telah kafir.<a name='more'></a></p><br/><p dir="LTR">Hadits-hadits serta ijma’ para sahabat dan mayoritas umat ini yang menunjukkan keabsahan khilafah Ash-Shiddiq sangat banyak sekali. Dan siapa saja yang menghukumi mayoritas sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah fasik dan zhalim dan menyatakan bahwa kesepakatan mereka adalah kesepakatan di atas kebatilan, maka sungguh dia telah menghina Nabi shallallahu alaihi wasallam, sementara menghina beliau adalah kekafiran. Betapa sia-sianya<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn3">[3]</a> amalan kaum yang meyakini mayoritas<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn4">[4]</a> Nabi shallallahu alaihi wasallam sebagai orang-orang yang fasik, pelaku maksiat, dan melampaui batas. Padahal akal yang sehat telah menetapkan bahwa Allah Ta’ala tidaklah memilihkan sahabat untuk manusia pilihannya dan tidaklah memilih kaum yang menolong agama-Nya kecuali juga merupakan makhluk pilihan-Nya<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn5">[5]</a>. Dan penukilan yang mutawatir juga menunjukkan hal tersebut. Seandainya terdapat kebaikan pada mereka (Syiah), niscaya mereka tidak akan berkomentar tentang sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam dan penolong agama-Nya kecuali dengan komentar yang baik. Akan tetapi Allah telah menetapkan mereka sebagai kaum yang celaka, sehingga Diapun menghinakan mereka dengan mereka mencela para penolong agama ini. Setiap orang dimudahkan untuk menjalani apa yang dia diciptakan untuknya.</p><br/><p dir="LTR">Dari Jubair bin Muth’im dia berkata:</p><br/><p dir="RTL"><strong>أَتَتْ امْرَأَةٌ إلىَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهَا أَنْ تَرْجِعَ إِلَيْهِ. فَقَالَتْ: إِنْ جِئْتُ وَلَمْ أَجِدْكَ – كَأَنَّهَا تَقُولُ الْمَوْتَ – قَالَ: إِنْ لَمْ تَجِدِينِي فَأْتِي أَبَا بَكْرٍ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“Ada seorang wanita yang mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam, tapi beliau menyuruhnya untuk kembali lain waktu. Maka wanita itu berkata, “Jika saya datang kembali tapi tidak lagi menjumpai anda –kelihatannya yang dia maksud adalah meninggal-?” Beliau bersabda, “Jika kamu tidak menjumpai aku lagi maka datangilah Abu Bakar.”</em> (HR. Al-Bukhari dan Muslim<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn6">[6]</a>)</p><br/><p dir="LTR">Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata ketika beliau sakit yang berujung pada wafatnya beliau:</p><br/><p dir="RTL"><strong>ادْعِي لِي أَبَاكِ وَأَخَاكِ حَتَّى أَكْتُبَ كِتَابًا فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ يَتَمَنَّى مُتَمَنٍّ وَيَقُولُ قَائِلٌ أَنَا أَوْلَى وَيَأْبَى اللَّهُ وَالْمُؤْمِنُونَ إِلَّا أَبَا بَكْرٍ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“Panggillah ayahmu dan saudara laki-lakimu ke sini, agar aku buatkan sebuah surat (keputusan khalifah). Karena aku khawatir jika kelak ada orang yang ambisius dan mengatakan, “Akulah yang lebih berhak menjadi khalifah.” Sementara Allah dan orang-orang yang beriman tidak menyetujuinya selain Abu Bakar.” </em>(HR. Muslim dan Ahmad<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn7">[7]</a>)</p><br/><p dir="LTR">Maka hadits ini menyatakan bahwa siapa saja yang tidak setuju dengan khilafah Abu Bakar maka dia bukanlah orang-orang yang beriman.</p><br/><p dir="LTR">Allah Ta’ala berfirman:</p><br/><p dir="RTL"><strong>وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ </strong><strong>ۖ</strong><strong> وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ </strong><strong>ۖ</strong><strong> هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”</em> (QS. Al-Baqarah: 217)</p><br/><p dir="LTR">Karena Abu Bakar lah yang berjihad memerangi orang-orang yang murtad.</p><br/><p dir="LTR">Allah Ta’ala berfirman:</p><br/><p dir="RTL"><strong>قُلْ لِلْمُخَلَّفِينَ مِنَ الْأَعْرَابِ سَتُدْعَوْنَ إِلَىٰ قَوْمٍ أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ تُقَاتِلُونَهُمْ أَوْ يُسْلِمُونَ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: “Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam).”</em> (QS. Al-Fath: 16)</p><br/><p dir="LTR">Karena Abu Bakar sendiri lah yang langsung memerangi Bani Hanifah<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn8">[8]</a>, yang merupakan kabilah yang paling keras pembangkangannya ketika mereka murtad.</p><br/><p dir="LTR">Dan Allah Ta’ala berfirman:</p><br/><p dir="RTL"><strong>وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.”</em> (QS. An-Nur: 55)</p><br/><p dir="LTR">Dan Allah telah mengokohkan Islam dengan Abu Bakar dan Umar. Karenanya keduanya adalah khalifah yang hak karena adanya janji yang benar dari Allah.</p><br/><p dir="LTR">Dan telah shahih dari sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:</p><br/><p dir="RTL"><strong>اَلْخِلافَةُ بَعْدِي ثَلاثُوْنَ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em> ”Kekhalifahan setelahku berlangsung selama 30 tahun.”</em></p><br/><p dir="LTR">Dalam riwayat lainnya, <em>“Kekhilafahan nubuwah.<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn9"><strong>[9]</strong></a>“</em></p><br/><p dir="LTR">Dan juga telah shahih adanya perintah beliau shallallahu alaihi wasallam kepada Abu Bakar agar dia mengimami para sahabat ketika beliau sakit yang berujung pada wafatnya beliau<a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftn10">[10]</a>. Dan perintah beliau untuk memajukan Abu Bakar menjadi imam ini adalah di antara tanda terkuat yang menunjukkan kekhilafahan Ash-Shiddiq. Dan kisah ini telah dijadikan dalil dalam masalah ini oleh sejumlah sahabat yang mulia seperti: Umar, Abu Ubaidah, dan Ali radhiallahu anhu.</p><br/><p dir="LTR">Maka semua dalil di atas dan semacamnya membuat hitam wajah-wajah Syiah Rafidhah dan orang-orang fasik yang mengingkari kekhilafahan Ash-Shiddiq radhiallahu anhu.</p><br/><p dir="LTR">[Diterjemahkan secara ringkas dari kitab Risalah fi Ar-Radd 'ala Ar-Rafidhah karya Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab hal. 45-52]</p><br/><br/><br/><hr align="right" size="1" width="33%" /><br/><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref1">[1]</a> Rijal Al-Kisysyi (61) dan Minhaj Al-Karamah (194-202)</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref2">[2]</a> Bahkan ijma’ umat ini telah mendahulukan Abu Bakar dan Umar dalam masalah khilafah. Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata dalam Syarh Al-Wasithiah (2/72), “Hal itu karena ahlussunnah mengimani bahwa khalifah setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah Abu Bakar, kemudian Umar, kemudian Utsman, kemudian Ali. Inilah yang disepakati oleh ahlussunnah dalam masalah khilafah.”</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref3">[3]</a> Kelihatannya yang lebih tepat adalah: ‘buruknya’.</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref4">[4]</a> Mungkin yang dimaksud adalah: Mayoritas sahabat Nabi.</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref5">[5]</a> Betapa indahnya hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad no. 3600 dalam masalah ini dari Abdullah bin Mas’ud dia berkata:</p><br/><p dir="RTL"><strong>إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ فَوَجَدَ قُلُوبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُونَ عَلَى دِينِهِ فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ سَيِّئٌ</strong></p><br/><p dir="LTR"><em>“</em><em>Sesungguhnya Allah melihat ke hati para hamba-Nya, lalu Dia mendapati hati Muhammad shallallahu alaihi wasallam adalah sebaik-baik hati para hamba, maka Diapun memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya bersama risalah-Nya. Kemudian Allah melihat lagi ke hati-hati para hamba setelah hati Muhammad dan Dia mendapati hati para sahabat adalah sebaik-baik hati para hamba, maka Diapun menjadikan mereka sebagai pembantu-pembantu Nabi-Nya. Mereka itu berperang dalam (membela) agama-Nya. Maka perkara apa saja yang dianggap baik oleh kaum muslimin, maka hal itu baik di sisi Allah. Apa saja yang jelek menurut kaum muslimin maka hal itu jelek di sisi Allah</em><em>.”</em><em></em></p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref6">[6]</a> Al-Bukhari no. 3659 dan Muslim no. 2386</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref7">[7]</a> HR. Al-Bukhari no. 5666 tapi tanpa lafazh ‘Kecuali Abu Bakar’. Lafazh ini hanya terdapat dalam riwayat Muslim (2387)</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref8">[8]</a> Ini adalah salah satu tafsirannya sebagaimana dalam Tafsir Ibnu Katsir.</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref9">[9]</a> Diriwayatkan oleh Abu Daud (4646), At-Tirmizi (2231), dan Ahmad (22264) dari Safinah maula Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Al-Wadi’i rahimahullah dalam Ash-Shahih Al-Musnad (1/315)</p><br/><br/></div><br/><div><br/><p dir="LTR"><a title="" href="http://al-atsariyyah.com/syiah-mengingkari-keabsahan-khilafah-abu-bakar.html#_ftnref10">[10]</a> Beliau mengisyaratkan kepada hadits Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (678) dan Muslim (420), “Perintahkanlah Abu Bakar agar dia shalat mengimami orang-orang.”</p><br/><p dir="LTR">seumber:<a href="AL-ATSARIYAH.COM">AL-ATSARIYAH.COM</a></p><br/><br/></div>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-16316115309732721052012-04-23T20:38:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.767-07:00Mengenal Syiah Rafidhah dan PencetusnyaMengenal Syiah Rafidhah dan Pencetusnya<br/><br/>Orang yang pertama kali mencetuskan agama Rafidhah adalah Abdullah bin Saba`, salah seorang Yahudi dari Yaman. Dia pura-pura masuk Islam, kemudian dia mendatangi Madinah Nabawiah pada zaman khalifah ar-rasyid Utsman bin Affan radhiallahu anhu.<br/><br/>Mereka dinamakan Rafidhah dikarenakan mereka رَفَضُوْا (menjauhi/menolak) Zaid bin Ali ketika mereka meminta Zaid untuk berlepas diri dari Abu Bakr dan Umar, akan tetapi beliau justru mendoakan rahmat untuk mereka berdua. Maka mereka berkata, “Kalau begitu kami akan menjauhi kamu.” Maka Zaid berkata, “Pergilah, karena kalian adalah orang-orang yang dijauhkan.” Dan ada yang berpendapat bahwa mereka dikatakan Rafidhah karena mereka menolak Abu Bakr dan Umar. (Lihat Siyar A’lam An-Nubala`: 5/390 dan Majmu’ Al-Fatawa Ibnu Taimiah: 4/435)<br/><br/>Syaikh Al-Islam juga berkata masih pada tempat yang sama, “Asal mazhab Rafidhah adalah dari kaum munafiq dan zindiq, karena mazhab ini dimunculkan oleh Abdullah bin Saba` sang zindiq. Dia menampakkan pengkultusan yang berlebihan terhadap Ali dengan klaim bahwa Ali adalah imam dan menyatakan ada nash dari Nabi akan hal itu.”<a name='more'></a><br/><br/>Ibnu Abi Al-Izz rahimahullah berkata dalam Syarh Al-Aqidah Ath-Thahawiah hal. 490, “Asal mazhab Rafidhah tidaklah dimunculkan kecuali oleh seorang munafiq lagi zindiq yang bertujuan untuk menghapuskan agama Islam dan mencela Ar-Rasul shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana yang para ulama sebutkan. Hal itu karena tatkala Abdullah bin Saba` sang Yahudi pura-pura masuk Islam, dia berniat dengannya untuk merusak agama Islam dengan makar dan kebusukannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Bulis terhadap agama Nashrani. Maka Abdullah bin Saba` pura-pura rajin beribadah, kemudian dia mengobarkan secara berlebihan semangat amar ma’ruf dan nahi mungkar, sampai akhirnya dia berusaha untuk memfitnah dan membunuh Utsman. Kemudian, tatkala dia mendatangi Kufah, dia menampakkan pengkultusan dan pembelaan yang berlebihan terhadap Ali, agar dia bisa berhasil meraih tujuannya. Hal itu kemudian sampai ke telinga Ali, maka beliau mencarinya untuk membunuhnya, akan tetapi dia melarikan diri ke daerah Qirqis. Dan kisah Abdullah bin Saba` ini masyhur dalam buku-buku sejarah.”<br/><br/>Imam Ath-Thabari dalam Tarikhnya (4/340) dan Ibnu Al-Atsir dalam Al-Kamil (3/77) menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba` adalah seorang Yahudi dari negeri Shan’a, Yaman. Bahkan Ath-Thabari menyebutkan kalau sahabat Abu Ad-Darda` juga menyatakan kalau dia adalah seorang Yahudi. Asy-Syahrastani berkata dalam Al-Milal wa An-Nihal (1/204), “As-Saba`iah adalah para pengikut Abdullah bin Saba`, orang yang berkata kepada Ali, “Anda, anda,” maksudnya: Anda adalah sembahan, maka Ali mengusir dan mengasingkannya. Para ulama menyatakan kalau dia dulunya adalah seorang Yahudi lalu dia masuk Islam. Dan dalam agama orang-orang Yahudi, ada orang-orang yang mengkultuskan Yusya’ bin Nun penerus wasiat Musa alaihimas salam, seperti pengkultusan terhadap Ali radhiallahu anhu. Abdullah bin Saba` inilah orang yang pertama kali memunculkan kabar adanya nash kekhalifahan untuk Ali radhiallahu anhu, dan darinyalah berasal kelompok-kelompok yang ekstrim dalam masalah ini. Abdullah bin Saba` menyatakan kalau Ali itu hidup dan tidak mati …,” dan seterusnya dari keyakinannya terhadap Ali.<br/><br/>Biografi Abdullah bin Saba`<br/>Abdullah bin Saba` sang Yahudi berasal dari kelompok zindiq ekstrim dan Ali membakarnya dengan api. Al-Jauzajani berkata, “Dia menyatakan bahwa Al-Qur`an yang ada sekarang hanyalah 1/9 bagian, sementara semua bagiannya diketahui oleh Ali. Maka Ali mengasingkannya setelah sebelumnya sudah berniat akan membunuhnya.” (Lihat Mizan Al-I’tidal karya Adz-Dzahabi dan Lisan Al-Mizan karya Ibnu Hajar)<br/><br/>Ibnu Asakir berkata dalam Tarikhnya (29/30) tentang Abdullah bin Saba`, “Dia berasal dari Yaman, dan dulunya dia seorang Yahudi lalu berpura-pura masuk Islam. Dia mengunjungi negeri-negeri kaum muslimin untuk memalingkan mereka dari ketaatan kepada penguasa dan menyisipkan kejelekan di antara mereka. Untuk itu, dia memasuki Damaskus pada zaman kekhalifahan Utsman, kemudian dia keluar darinya dengan bantuan Saif bin Amr At-Tamimi pada masa-masa ekspansi. Dia mempunyai banyak kisah yang tidak shahih sanadnya.” Kemudian Ibnu Asakir rahimahullah membawakan beberapa atsar termasuk dari Ali radhiallahu anhu sendiri yang menunjukkan pengingkaran beliau terhadap pemikiran-pemikiran Abdullah bin Saba`. Kemudian beliau berkata, “Kisah-kisah Abdullah bin Saba` si Yahudi sudah masyhur dalam buku-buku sejarah, namun dia tidak mempunyai satupun riwayat hadits walillahil hamd. Dia mempunyai pengikut yang dikenal dengan nama As-Saba`iah, yang meyakini Ali bin Abi Thalib sebagai sembahan. Maka Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu membakar mereka pada zaman kekhalifahan beliau.”<br/><br/>Al-Bukhari no. 6922 meriwayatkan dari Ikrimah dia berkata, “Orang-orang zindiq dibawa kepada Ali radhiallahu anhu lalu beliau membakarnya. Lalu hal itu sampai ke telinga Ibnu Abbas maka beliau berkata, “Seandainya itu saya, niscaya aku tidak akan membakarnya. Karena adanya larangan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Janganlah kalian menyiksa dengan siksaan Allah.” Akan tetapi aku pasti hanya akan membunuh mereka, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Barangsiapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.”<br/><br/>Berikut beberapa aqidah dan pemikiran Abdullah bin Saba` yang dia susupkan ke dalam umat ini:<br/>1. Mencetuskan sekte Syiah Rafidhah ini.<br/>2. Dia berusaha membunuh Utsman bin Affan radhiallahu anhu.<br/>3. Mencela dan mengkafirkan para sahabat, terkhusus Abu Bakr dan Umar radhiallahu anhuma.<br/>4. Keyakinan akan adanya wasiat kekhalifahan untuk Ali.<br/>5. Aqidah ar-raj’iah (reinkarnasi).<br/>6. Pengkultusan yang berlebih kepada Ali dan anak keturunannya.<br/>7. Aqidah al-bada` (Allah mengetahui setelah sebelumnya tidak tahu).<br/>8. Meyakini Ali sebagai sembahan.<br/>9. Ali radhiallahu anhu belum meninggal.<br/>Semua aqidah busuk lagi rusak ini diambil oleh orang-orang Syiah Rafidhah dari orang Yahudi ini. Dan semua ini senantiasa mereka yakini sampai di zaman sekarang, sebagaimana yang dikatakan oleh Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam kitabnya Al-Ilhad Al-Khumaini fi Ardhi Al-Haramain hal. 110.<br/><br/>Penamaan Lain Syiah Rafidhah.<br/>Syiah Rafidhah mempunyai beberapa nama yang lain yaitu:<br/>1. Syiah Itsa ‘Asyariah (Syiah 12), nisbat kepada keyakinan mereka akan adanya 12 imam.<br/>2. Syiah Al-Ja’fariah, nisbat kepada Ja’far Ash-Shadiq.<br/>3. Syiah Al-Imamiah, karena mereka meyakini Ali dan keturunannya adalah para imam, dan mereka masih menunggu seorang yang akan keluar di akhir zaman.<br/><br/>Kemiripan Syiah Dengan Ahli Kitab.<br/>Syaikh Al-Islam berkata dalam Minhaj As-Sunnah (1/22), “Karenanya ada kemiripan antara mereka dengan Yahudi dalam hal keburukan, pengikutan terhadap hawa nafsu, dan selainnya dari akhlak-akhlak Yahudi. Dan ada kemiripan antara mereka dengan Nashrani dalam hal pengkultusan yang berlebihan, kejahilan, dan selainnya dari akhlak-akhlak Nashrani. Betapa miripnya mereka dengan mereka (Yahudi) dari satu sisi dan dengan mereka (Nashrani) dari sisi yang lain. Dan kaum muslimin senantiasa menyifati mereka dengan sifat ini.<br/><br/>[Diringkas dari Risalah fi Ar-Radd 'ala Ar-Rafidhah hal. 29-41]<br/>sumber:<a href="AL-ATSARIYAH.COM">al-atsariyah.com</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-27098423557112892352012-04-20T23:40:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.795-07:00Hadirilah Kajian:Tuntunan Assunah Dalam Bermuamalah Dengan PemerintahSalafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-1997550060401719722012-04-20T19:41:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.775-07:00Empat Jenis Doa Untuk Saudaranya<a href="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images1.jpeg"><img class="alignleft wp-image-295" title="images" src="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images1.jpeg" alt="" width="152" height="112" /></a>Keutamaan doa yang dilakukan seorang hamba kepada saudaranya yang seiman merupakan konsekuensi dari ukhuwah imaniyah dan tali persaudaraan dan dengan ini pula akan mempererat tali persaudaraan antara sesama muslim, sebagaimana dalil dalam ayat Al Qur'an :<br/><br/>إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ<br/><br/>Artinya : “Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara..” (Al Hujurat 10)<a name='more'></a><br/><br/>Do’a dari seorang hamba kepada hamba yang lainnya adalah didasari pada sebuah rasa kecintaan pada saudaranya, sebagaimana hadits Rasululloh yang datang dari sahabat Abu Huroiroh :<br/><br/> لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ<br/><br/>Artinya : “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang dia cintai bagi dirinya (Riwayat Bukhori & Muslim)<br/><br/>Sehingga apabila kita berdoa kepada Alloh meminta berbagai jenis kebaikan (berupa taufiq, hidayah, rahmat, pengampunan dan yang senjenisnya) yang kita cintai jika maka seharusnya pula kita memanjatkan do'a tersebut untuk saudara kita. Karena sudah selayaknya bagi seorang muslim itu mencintai kebaikan bagi saudaranya.<br/><br/>Berkaitan dengan masalah doa maka para salaf telah banyak mencontohkan dan Penulis (Syaikh Abdurrozaq bin Abdul Muhsin) telah membagi jenis doa ini menjadi 4 macam ditinjau dari siapa yang didoakan :<br/><ul><br/> <li> Seseorang muslim yang berdoa untuk dirinya sendiri maka hendaknya dia membaca doa dalam keadaan mufrod(kata tunggal) meskipun dia dalam keadaan membaca doa ketika menjadi imam, seperti seorang yang berdoa dengan lafadz sebagai berikut :</li><br/></ul><br/>اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى<br/><br/>Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan.” (HR. Muslim)<br/><br/>Kecuali doa tersebut berasal dari ayat Al Quran dan ini adalah sebaik baik doa maka tidak boleh dirubah dhammirnya, seperti pada lafadz doa dalam surat Al Fatihah :<br/><br/>اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ<br/><br/>Artinya: "Tunjukilah kepada kami jalan yang lurus"<br/><ul><br/> <li>Seorang muslim berdoa kepada Alloh untuk orang lain agar orang lain mendapatkan kebaikan, seperti ketika Rasul mendoakan Anas bin Malik supaya diberi banyak keturunan dan diberkahi, atau doa Rasul untuk Muawiyah yang beliau mendoakan : “Ya Alloh jadikanlah dia (Muawiyah) orang yang diberikan petunjuk dan jadikan dia menjadi sebab bagi orang lain untuk mendapatkan petunjuk”.</li><br/></ul><br/><ul><br/> <li>Seorang Muslim berdoa untuk dirinya sendiri dan juga orang lain, maka hendaknya dia memproritaskan dirinya sendiri baru mendoakan orang lain, dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan diri kita maka semakin kita prioritaskan, Sebagaimana Hadits dari Ubay bin Ka’ab berkata : “Apabila Rasululloh menyebut nama seseorang maka beliau mendoakan orang yang disebut tadi” . Dan dalil dalam Ayat Al Qur’an dalam surat Muhammad : “Mintalah ampunan untuk dirimu kemudian untuk orang mukmin yang laki-laki maupun perempuan”.</li><br/></ul><br/><ul><br/> <li> Seseorang Muslim berdoa untuk dirinya sendiri dan juga orang lain dengan dhommir jamak seperti dalam do’a pada qunut sholat witir, do’a saat meminta hujan dan termasuk kebiasaan dari Rasul adalah ketika sebelum beliau bangkit dari majelis maka beliau mendoakan sahabat sahabatnya.</li><br/></ul><br/><a href="http://203.189.88.67/2012/Abdullah_Syakroni/Fiqih_Doa_dan_Dzikir/4jenisdoa.mp3">Download</a><br/><br/>Barokallahu fiikumSalafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-18426452654542429842012-04-20T19:38:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.774-07:00Kisah Kepahlawanan Anas bin Nadhor<img class="alignleft wp-image-233" title="images" src="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images1.jpg" alt="" width="117" height="135" />Dari Abdullah ibn Amr berkata, Rasul bersabda: “Barangsiapa yg membunuh orang-orang yang dilindungi (dari kalangan kaum Muslimin & Ahlu Dhimmah yaitu kafir dhimmi yang tinggal berdampingan ditengah kaum muslimin atau kafir muahad atau kafir musta’man yang mendapatkan suaka) maka dia tidak akan bisa mencium wanginya surga dan sesungguhnya wanginya surga tercium dari jarak 100 tahun perjalanan”.<br/><br/>Dari Imam Bukhori dari Abdullah ibn Amr, Rasul Bersabda : “Angin surga itu tercium dari 40 tahun perjalanan”.<a name='more'></a><br/><br/>Sementara Imam Bukhori & Imam Muslim mengeluarkan dalam shahihain dari Anas bin Malik beliau berkata: “Pamanku (bernama Anas bin Nadhor) tidak menyaksikan bersama Rasul Perang badar". Anas bin Malik berkata : “Terasa berat olehnya, kata pamanya perang pertama yang dihadiri Rasul sementara aku tidak hadir, seandainya Allah mengijinkan aku mengikuti peperangan setelah ini bersama Rasul niscaya Allah akan melihat apa yg akan kulakukan dalam peperangan tersebut".<br/><br/>Akhirnya beliau bisa hadir dalam perang uhud, kemudian Anas bin Nadhor menghadap kepada Sa’ad bin Muadz dan bertanya : “dimana?” kemudian dia mengatakan “Sungguh angin surga aku dapati dia angin surga ada di bawah gunung uhud”. Maka Pamanku memerangi mereka (kaum musyrikin hingga terbunuh) dan didapat pada jasad tubuhnya sekitar 80 sekian pukulan, tikaman, panah dan lemparan tombak, kemudian saudarinya yaitu Rabi’ bintu Nadhor berkata : “Aku tidak mengenalinya kecuali dari ujung2 jemarinya”<br/>Kemudian turunlah ayat “Ada diantara orang orang beriman yaitu orang yang jujur terhadap apa yang telah mereka berjanji kepada Alloh maka mereka tunjukkan janji mereka”<br/>Kemudian Ibnul Qoyyim menyimpulkan bahwa angin surga ada 2, yaitu angin yang terdapat di dunia yang bisa dicium oleh ruh-ruh namun tidak dirasakan oleh hamba dan yang kedua adalah angin yang bisa tercium oleh indra penciuman yaitu hidung seperti terciumnya aroma bunga dan yang demikian ini bisa dicium oleh penduduk surga baik yang dari dekat maupun yang dari jauh<br/>Adapun didunia dapat tercium oleh orang orang yang dikehendaki oleh Alloh dari kalangan Nabi dan Rasul<br/>Dan inilah yang didapatkan oleh Anas bin Nadhr dari jenis yang pertama atau jenis yang kedua<br/><br/><a href="http://xxxxxx">Download</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-78233261772101473332012-04-20T19:34:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.901-07:00Pohon dan Kebun Disurga<a href="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images4.jpeg"><img class="alignleft wp-image-310" title="images4" src="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images4.jpeg" alt="" width="138" height="150" /></a>Syaikh Ibnul Qoyyim Al Jauzi menjelaskan tentang pepohonan yang berada di surga, kebun serta kerindangan yang terdapat didalamnya diantaranya adalah keterangan dari Ayat Al Qur'an :<br/><br/>“Dan Golongan kanan apa itu yang disebut golongan kanan? Mereka adalah orang yang berada dalam kebun yang tidak berduri dan pohon pisang yang tersusun dan mereka berada dalam kerindangan yang terbentang, dan air yang tercurah dan buah yang sangat banyak yang tiada putus & yang tidak terhalangi” (Al Waqiah : 27-33)<a name='more'></a><br/><p style="text-align:center;">فِيہِمَا فَـٰكِهَةٌ۬ وَنَخۡلٌ۬ وَرُمَّانٌ۬</p><br/>“Didalam keduanya terdapat buah-buahan kurma & delima” (Ar Rohman : 68)<br/><br/>Dalam shohihain : “Sesungguhnya di dalam surga terdapat pepohonan dimana kalau seorang penunggang kuda melewati bawahnya selama 100 tahun maka kerindangan tersebut idak akan habis”<br/><br/>Dalam Jami’ Tirmidzi dari Abu Hurairah : “Tidak ada satupun pohon didalam surga itu kecuali batangnya terdapat dari emas”.<br/><p style="text-align:center;">فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّا أُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاء بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ</p><br/>“Tak seorangpun jiwa yang mengetahui berbagai kenikmatan yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan” (As Sajdah : 17)<br/><br/>Nabi bersabda : “Dan satu tempat seluas busur disurga itu lebih baik dari dunia seisinya”<br/><br/>“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga maka dia adalah orang yang beruntung meskipun dia hanya diberi seluas busur”.<br/><br/><a href="http://203.189.88.67/2012/Muhammad_Yahya/Haady_Al_Arwah_ilaa_Bilaadi_Al_Afrah/xxxx.mp3">Download</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-45718546629910538932012-04-20T19:28:00.001-07:002012-05-26T21:53:31.821-07:00Larangan Berdoa Untuk Keburukan<a href="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images335.jpg"><img class="alignleft wp-image-418" title="images335" src="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/images335.jpg" alt="" width="171" height="117" /></a>Doa adalah untuk meminta kebaikan dan berlindung dari segala keburukan, tapi terkadang manusia dalam keadaan tertentu karena dorongan nafsu tidak sengaja mendoakan keburukan untuk dirinya, Allah berfirman dalam surat Al Isra’ : “Manusia mendoakan kejelekan untuk dirinya sebagaimana dia meminta kebaikan untuk dirinya, sesungguhnya manusia itu tergesa gesa”<br/><br/>Sebagaimana do’a orang Musyrik yang berpaling dari dakwah Rasul dalam surat Al Anfal ayat 32 : “Ya Alloh jika ini merupakan kebenaran dari sisiMu maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami adzab yang pedih”<br/>Lalu bagaimanakah dampak dari doa keburukan tersebut? Bagaimanakah kisah sahabat yang medoakan keburukan untuk unta tungganganya? Serta bagaimana kisah Juraij seorang ahli ibadah yang didoakan keburukan oleh Ibunya?<a name='more'></a><br/>Simak Kajian lengkapnya dengan mendownloadnya <a href="http://203.189.88.67/2012/Abdullah_Syakroni/Fiqih_Doa_dan_Dzikir/Larangan%20Mendoakan%20Keburukan.mp3">disini</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-64236838123932411582012-04-20T19:28:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.864-07:00Pelayan-Pelayan Surga<p style="text-align:justify;"><a href="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/sarga.jpg"><img class="alignleft wp-image-467" title="sarga" src="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/sarga.jpg" alt="" width="148" height="104" /></a>Didalam nash Al Quran dijelaskan tentang pembantu-pembantu atau pelayan-pelayan di surga dari kalangan anak anak kecil yang seolah-olah seperti intan permata yang tersimpan dan pelayan-pelayan tersebut juga dari kalangan bidadari-bidadari surga.</p><br/><p style="text-align:justify;">Bahkan dari dari hadits Anas disebutkan bahwa jumlah pelayan tersebut ada 1000</p><br/><p style="text-align:justify;">Dan umur dari penduduk surga dikembalikan pada umur 30 tahun (tidak ada yang berusia anak-anak maupun yang berusia tua)<a name='more'></a></p><br/><p style="text-align:justify;">Begitu besarnya kenikmatan di Surga tersebut dapat didengarkan selengkapnya dalam rekaman kajian Kitab Haadil Arwah dengan mendownloadnya <a href="http://203.189.88.67/2012/Muhammad_Yahya/Haady_Al_Arwah_ilaa_Bilaadi_Al_Afrah/Pelayan-pelayan%20di%20Surga.mp3">disini</a></p>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-79233100539699983622012-04-20T19:23:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.907-07:00peSalafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-68980061156337976742012-04-20T19:18:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.876-07:00Bejana, Ranjang & Kemah di Surga<img class="alignleft wp-image-409" title="bejana" src="http://syiartauhid.info/wp-content/uploads/2012/04/bejana.jpeg" alt="" width="166" height="121" /><br/><br/> <br/><br/>Didalam surga terdapat bejana bejana, gelas-gelas atau teko-teko yang terbuat dari emas & perak yang disediakan bagi penduduk surga<br/><br/>Diantaranya adalah sebuah hadits dari Abu Musa Al Atsary : “2 surga yang terbuat dari emas, bejana-bejana yang terdapat didalamnya terbuat dari emas & 2 surga yang terbuat dari perak, bejana-bejana yang terdapat didalamnya terbuat dari perak & tidaklah antara mereka untuk bisa melihat kepada Robb mereka kecuali terdapat selendang (selendang kesombongan) yang menutup wajah Alloh di surga Adn” dan hijab tersebut akan dibuka untuk penduduk surga yang merupakan kenikmatan tertinggi bagi penduduk surga.<br/><br/>Dari Shahih Bukhori & Muslim hadits dari Abu Huroiroh : “Sesungguhnya Rombongan pertama yang masuk surga adalah seperti bulan pernama & rombongan berikutnya seperti bintang yang bersinar sangat terang, mereka tidak akan buang air besar, buang air kecil, tidak beringus & tidak meludah, sisir sisir mereka terbuat dari emas,keringat mereka berupa misk, dupa yang digunakan dari gaharu, istri istri mereka adalah bidadari yang cantik jelita, Akhlak mereka sama, fisik mereka tingginya semua sama seperti ayah mereka nabi adam setinggi 60 hasta”<a name='more'></a><br/><br/>Dan masih banyak penjelasan terdapat dalam kitab Haadil Arwah karya Syaikh Ibnul Qoyyim Al Jauziy yang dikaji oleh Ust Muhammad Yahya yang rekamannya bisa di download <a href="http://203.189.88.67/2012/Muhammad_Yahya/Haady_Al_Arwah_ilaa_Bilaadi_Al_Afrah/Bejana,%20Dipan%20&%20Kemah%20Surga.mp3">disini</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-40405653880423049852012-04-15T10:01:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.815-07:00Informasi Dauroh “Antara Orang Alim & Ahli Ibadah” Bersama Al-Ustadz
Ruwaifi’, Lc. di Sukoharjo 22 April 2012<img class=" alignright" title="antara alim dan ahli bid'ah" src="http://rizkytulus.files.wordpress.com/2012/04/pamflet-alim-abid.jpg" alt="antara alim dan ahli bid'ah" width="300" height="500" /><br/><br/>Dengan mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, hadirilah kajian Islam Ilmiyyah dengan tema:<br/><h3>ANTARA ORANG ALIM DAN AHLI IBADAH</h3><br/><strong>(Kajian tentang Keharusan Mengamalkan Ilmu dan Beramal di Atas Ilmu)</strong><br/><br/>pemateri: <strong>Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc</strong>. (Pengasuh Ma’had As-Salafy, Jember)<br/>hari: <strong>Ahad, 22 April 2012</strong><br/>waktu: <strong>pukul 09.00 sampai dengan selesai</strong><br/>tempat: <strong>Masjid Ibnu Taimiyah, Ma’had Darussalaf, Sukoharjo</strong><br/>(untuk Akhwat/Ummahat bertempat di rumah Ummu Utbah, Talang Abang Gg. Flamboyan 2, Sanggrahan, Sukoharjo)<br/><br/>Untuk <strong>UMUM (IKHWAN dan AKHWAT)</strong><br/>Informasi hubungi:<br/><ul><br/> <li><strong>081914243690</strong></li><br/> <li><strong>085293449993</strong></li><br/> <li><strong>085642149489</strong></li><br/></ul><br/>InsyaAllaah kajian ini akan disiarkan secara LIVE melalui <strong>Radio Darussalaf 88.2 FM</strong> (untuk daerah Solo dan sekitarnya) atau melalui PALTALK di RoomReligion and Spirituality – Islam – Daarus salaf FM<a name='more'></a><br/><br/>Sumber:<a href="http://rizkytulus.wordpress.com/2012/04/11/informasi-dauroh-alim-abid/">rizkytulus.wordpress.com</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-7814639371406150482012-04-15T09:53:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.898-07:00Download Software Ulama: Kumpulan Syarah Kitab Jurumiyah dari Lima
Syaikh [ Audio ]<div class="content" style="text-align:center;"><br/><div id="post-373" class="post-373 post type-post status-publish format-standard hentry category-software-ulama"><br/><div class="entry"><br/><br/><img class="size-medium wp-image-374 alignleft" title="ajromiaindex" src="http://warisansalaf.files.wordpress.com/2010/05/ajromiaindex.png?w=300&h=219" alt="" width="300" height="219" /><br/><br/><strong>Kumpulan Syarah Jurumiyah</strong><br/><ul><br/> <li><br/><h2>Syarah:</h2><br/></li><br/></ul><br/><ol><br/> <li>Asy-Syaikh Utsaimin</li><br/> <li>Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri</li><br/> <li>Asy-Syaikh Abdul Karim Al-Khudhair</li><br/> <li>Asy-Syaikh Abdul Hamid Al-Juhani</li><br/> <li>Asy-Syaikh Muhammad bin Sa’id Ruslan</li><br/> <li>+ Matan Jurumiyah dan Manzhumahnya</li><br/> <li>dan Trankrip Syarah Syaikh Abdul Karim Al-Khudhair<a name='more'></a></li><br/></ol><br/><h2>Link Download</h2><br/><strong>Kapasitas 690 Mb</strong><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177587468/ae1ee667/al-ajromiatpart01.html" target="_blank"> Pertama</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177587498/2986faa8/al-ajromiatpart02.html" target="_blank">Kedua</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177587515/9e2c662a/al-ajromiatpart03.html" target="_blank">Ketiga</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177646428/31aadba9/al-ajromiatpart04.html" target="_blank">Keempat</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177686126/1529d944/al-ajromiatpart05.html" target="_blank">Kelima</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177686580/1ac3c27/al-ajromiatpart06.html" target="_blank">Keenam</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177692052/eec55f4a/al-ajromiatpart07.html" target="_blank">Ketujuh</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177734841/c443fad1/al-ajromiatpart08.html" target="_blank">Kedelapan</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177735275/5d288fb8/al-ajromiatpart09.html" target="_blank">Kesembilan</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177740983/ba78f581/al-ajromiatpart10.html" target="_blank">Kesepuluh</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177646440/692bf41d/al-ajromiatpart11.html" target="_blank">Kesebelas</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177646470/4206a7de/al-ajromiatpart12.html" target="_blank">Kedua Belas</a></h2><br/><h2><a href="http://www.4shared.com/file/177685317/5832c191/al-ajromiatpart13.html" target="_blank">Ketiga Belas</a></h2><br/><p style="text-align:center;"></p><br/><br/></div><br/></div><br/></div>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-31000229315840109852012-04-15T04:05:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.798-07:00Sebab Diturunkannya Musibah Pada Suatu Negeri[caption id="" align="alignleft" width="252" caption="Sebab-sebab Musibah"]<img title="Sebab-sebab Musibah" src="https://encrypted-tbn3.google.com/images?q=tbn:ANd9GcQFHdoKLWiDZ9-jaNPjvkOrj_XNKOsaNMq8uz946-6rwBaWvktN" alt="Sebab-sebab Musibah" width="252" height="200" />[/caption]<br/><br/> <br/><p style="text-align:right;">Alhamdulillah kita hidup di sebuah negri yang banyak dilimpahkan kenikmatan berupa rasa keamanan dan rizqi yang melimpah , negri yang sangat makmur dengan banyaknya kenikmatan yang dilimpahkan baik dari dalam bumi, dari atas bumi maupun apa yang diturunkan dari atas langit berupa hujan, Hendaklah kita selalu menjaga kenikmatan tersebut dengan terus bersyukur dengan menjalankan syari’at agama Alloh dengan benar dan tidak bermaksiat terhadap Allah dan Ulil Amr (pemerintah) selama perkara yang diperintahkan tersbut adalah hal yang ma’ruf.</p><br/><p style="text-align:right;">Lalu bagaimanakah caranya supaya kita selalu menjaga kenikmatan tersebut? Apa yang menyebabkan Alloh mencabut kenikmatan tersebut dari beberapa negri?</p><br/><p style="text-align:right;">Berikut kami hadirkan rekaman khutbah jumat dengan tema "Sebab Diturunkannya Musibah Pada Suatu Negeri" yang disampaikan oleh Ustadz Muhammad Barmen di Masjid Fatahillah pada tanggal 14 april 2012.<a name='more'></a></p><br/><p style="text-align:right;">Silhakan Didownload Bagus! Semoga Bermanfaat.</p><br/><br/><table class="alignright" width="600" border="2"><br/><tbody><br/><tr bgcolor="0x357DCE"><br/><td width="250"><br/><div align="center"><strong>Judul Kajian(MP3)</strong></div></td><br/><td width="250"><br/><div align="center"><strong>Play</strong></div></td><br/><td width="100"><br/><div align="center"><strong>Download</strong></div></td><br/></tr><br/><tr><br/><td style="text-align:center;"><strong><span style="color:#ff0000;">Sebab Diturunkannya Musibah Pada Suatu Negeri </span></strong></td><br/><td><br/><div align="center">[audio http://203.189.88.67/2012/Muhammad_Barmen/Khutbah%20Jum%27at%20Ust%20Muhammad%20Barmen.mp3 |width=250|bg=0xCDDFF3|leftbg=0x357DCE|lefticon=0xF2F2F2|rightbg=0xF06A51|rightbghover=0xAF2910|righticon=0xF2F2F2|righticonhover=0xFFFFFF|text=0x357DCE|slider=0x357DCE|track=0xFFFFFF|border=0xFFFFFF|loader=0xAF2910|titles=Sebab Diturunkannya Musibah Pada Suatu Negeri |artists=Muhammad Barmen |animation=no]</div></td><br/><td><a href="http://203.189.88.67/2012/Muhammad_Barmen/Khutbah%20Jum%27at%20Ust%20Muhammad%20Barmen.mp3"><img class="aligncenter" src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/03/icondownlod1.png" alt="" width="36" height="36" /></a></td><br/></tr><br/></tbody><br/></table><br/><p style="text-align:right;"><a href="Syiartauhid.info">Syiartauhid.info</a> bekerja sama dengan <a href="SALAFIYUNPRESS.wordpress.com">SALAFIYUNPRESS.WORDPRESS.COM</a></p>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-17231628732227235342012-04-13T09:35:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.772-07:00Bahas Tuntas ILMU WARIS 7 HARI di Makassar (Syarah Matan Ar-Rahabiyyah)
20-26 April 2012<a href="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahilmuwaris.png"><img src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahilmuwaris.png" alt="daurahilmuwaris " title="daurahilmuwaris" width="300" height="500" class="aligncenter size-full wp-image-679" /></a><a name='more'></a><br/>KEMILAU ILMU di MAKASSAR: Bahas Tuntas ILMU WARIS 7 HARI di Makassar (Syarah Matan Ar-Rahabiyyah Karya Imam Muhammad bin Ali Ar-Rahabiy)<br/> InsyaAllah, akan diselenggarakan Daurah / Kajian Islam: Bahas Tuntas ILMU WARIS 7 HARI di Makassar.<br/>Pada: Hari Jum’at-Kamis, Tanggal 28 Jumadil Awal-5 Jumadil Akhir 1433 H / 20-26 April 2012 <br/>Pemateri: Al-Ustadz Mustamin bin Musaruddin, Lc (Alumni Jamiah Islamiyah Madinah, Saudi Arabiah & Mudir Ma’had As-Sunnah Makassar)<br/>Materi: Syarah Matan Ar-Rahabiyyah Karya Imam Muhammad bin Ali Ar-Rahabiy<br/>Tempat: Ma’had (Pesantren) As-Sunnah, Jl Baji Rupa No. 8 Makassar, Sul-Sel. Info: 085242920351 / 085696145613 <br/>Sumber <a href="https://www.facebook.com/suwardimuadz">Facbook Akh Suwardi</a>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-68297180679326559622012-04-13T09:30:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.874-07:00Daurah Fiqih Nasional 3 Selama 12 Hari Di Makasar Tanggal 17-28 Mei 2012[caption id="attachment_676" align="aligncenter" width="604" caption=" "]<a href="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahfiqihnasional2012.png"><img src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahfiqihnasional2012.png" alt="daurahfiqihnasional2012" title="daurahfiqihnasional2012" width="604" height="468" class="size-full wp-image-676" /></a>[/caption]Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-1217177663796882312012-04-13T00:53:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.759-07:00Download Daurah Musthalah & Takhrij Hadits di Makassar<p><a href="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahhadits.png"><img class="size-full wp-image-669" title="daurahhadits" src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/daurahhadits.png" alt="musthalah hadits" width="120" height="167" /></a><br/>Berikut tautan unduh rekaman Daurah Musthalah Hadits (Pembahasan Kitab <em>Nukhbah Al-Fikar</em> karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalany <em>rahimahullah</em>) dan Metode Praktis Takhrij Hadits yang diselenggarakan di Ma’had As-Sunnah Makassar selama 5 Hari: 24-28 Dzulqa’dah 1432 / 22-26 Oktober 2011. Semoga bermanfaat.</p><br/><p>Seluruh file ini adalah copyright sepenuhnya dari <strong>Panitia Daurah Musthalah & Takhrij Hadits </strong>, jadi <strong>dibolehkan seluas-luasnya dalam bentuk apapun untuk menyebarkannya</strong> selama <strong>tidak ada unsur komersial</strong>. Bagi yang ingin memiliki <strong>DVD MP3</strong>nya dengan kualitas suara terbaik bisa membelinya langsung ke panitia di <strong>085299057243</strong>. Untuk info selanjutnya, silahkan klik di <a href="http://almakassari.com/dawah/dauroh-donasi-dll/dvd-mp3-daurah-musthalah-takhrij-hadits-plus-modul-cetak-materi-e-book.html"><strong>Penawaran DVD Rekaman </strong><strong>Musthalah & Takhrij Hadits</strong></a><img title="More..." src="http://almakassari.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif" alt="" /></p><br/><p><strong>Daftar Lengkap File Download Daurah Musthalah & Takhrij Hadits :</strong></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/f635n5wvhpcb5qw/01.Wasiat2_Bg_Siapa_Yg_Mempelajari_Ilmu_Hadits,_Judul_Buku,_Biografi_Penulis__2011-Okt-22.mp3">01. Wasiat-Wasiat bagi Siapa Saja yang Mempelajari Ilmu Hadits; Judul Buku; Biografi Penulis</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/od7ax5bph5hai6x/02.Perhatian_Ulma_Terhdp_Nukhbah_Al-Fikar,Khutbah_Al-_Hajah,_Karya_Ulma_Dlm_Ilmu_Mushthalah,_Sebab_&_Metodologi_Buku,_Definisi__Khobar_%281%29_2011-Okt-22_03-32-25.mp3">02. Perhatian Ulama terhadap Kitab Nukhbah Al-Fikar; Khutbah Al-Hajah; Karya Ulama dalam Ilmu Musthalah; Sebab & Metodologi Penulisan Buku; Definisi Khobar</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/4r1by6xgmyekc6e/03.Definisi_&_Pembgian_Khobar,_Thuruuqul_&_Sanad_Hadits,_Mutawatir,_Masyhur,_%27Aziz_2011-Okt-22.mp3">03. Definisi & Pembagian Khobar; Thuruqul & Sanad Hadits; Hadits Mutawatir; Hadits Masyhur; Hadits ‘Aziz</a><a name='more'></a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/8holyjr0bddbo43/04.Hadits_Gharib,_Ahad,_Ahad_dr_Sisi_Qabul_&_Radd,_Hukum_Hadits_Ahad,Apakah_Hadits_Ahad_Memberi_I.mp3">04. Hadits Gharib; Hadits Ahad</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/05gg0gao73buucp/05.Tingkat_Keshohihan,_Awal_Pnulisan_Hadits_Shohih_Semata,_Shohih_Al-Bukhari_&_Muslim,_Antara_Ked.mp3">05. Tingkat Keshahihan Hadits; Hadits Shahih; Seputar Al-Bukhary & Muslim</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/0awac7ra83fk2p0/06.Makna_&_Hukum_Ziyaadatuts_Tsiqah,_Mahfuudz,_Syadz,_Ma%27ruuf,_Mungkar,_Mutaabi%27,_Syaahid,_I%27tiba.mp3">06. Ziyadah Tsiqah; Mahfudz; Syadz; dan lain-lain</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/buk4ga0qw17zvn1/07.Pembagian_Lain_Mardud,Keterputusan_Sanad,Mu%27allaq,_Mursal,Mu%27dhal,Munqathi%27__2011-Okt-23.mp3"> 07. Pembagian Lain Mardud; Keterputusan Sanad; Mu’allaq; Mursal; Mu’dhal; Munqathi’</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/w6j3c9eqiqphnzc/08.Pembagian_Lain_Saqath_Sanad,Mudallas,_Mursalul_Khafiy,Tha%27n__2011-Okt-24.mp3">08. Pembagian Lain Saqath Sanad; Mudallas; Mursalul Khafiy; Tha’n</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/a5fu5r6z79g3z96/09.Definisi_Dan_Hukum_Kadzib,Tuhmah,_Fuhsyul_Gholath,_Al-Ghoflah,_Al-Fisq,_Al-Wahm,_Mukha_lafah,_.mp3">09. Definisi & Hukum Kadzib; Tuhmah; Fuhsyul Gholath; Al-Ghaflah; Al-Fisq; Al-Wahm; Mukhalafah</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/gz2z97zyrjqjsqw/10.Mu%27allal,_Mudrooj_2011-Oct-24.mp3">10. Mu’allal; Mudraj</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/qjpgoue5815h1p3/11.Maqlub,_Al-Maziid_Fi_Muttashil_Asaaniid,_Mudhtharib,_Mushahhaf_Dan_Muharraf,_Def_Meringkas_Had.mp3">11.Maqlub; Al-Mazid Fi Muttashil Asanid; Mudhtharib; Mushahhaf & Muharraf; Def Meringkas Had</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/i2zqz9apo0q291p/11_2.Pertanyaan_2011-Oct-24.mp3">11.2. Pertanyaan</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/97jl29podtp6dyi/12.Jahalah,_Al-Wuhdan,_Mubham,_Pembgian_&_Hkm_Jahalah_&_Bid%27ah,_Su%27ul_Hifz,Ikhtilath,Klmahan_Yg_B.mp3">12. Jahalah; Al-Wuhdan; Mubham; Pembagian & Hukum Jahalah & Bid’ah; Su’ul Hifz; Ikhtilath; dan lain-lain</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/u6u0bbtclfbft6u/13.Al-%27Uluw_&_An-Nuzul,_Al-Aqraan,_Mudabbaj,_Al-Akaabir_dari_As-Shooghir,As-Shooghir_dari_Al-Akaa.mp3">13. Al-’Uluw & An-Nuzul; Al-Aqran; Mudabbaj; Al-Akabir dari Ash-Shaghir; Ash-Shaghir dari Al-Akabir</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/8r5d5k970hg131t/14.Bentuk_Periwayatan_Hadits,%27An-%27anah,_Ijazah,_Munaawalah,_Wijaadah,_Wasiat_Riwayat,_Al-%27Ilaam_2.mp3">14. Bentuk Periwayatan Hadits; ‘An-’anah; Ijazah; Munawalah; Wijadah; Wasiat Riwayat; Al-’Ilam</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/1opyojo7gnutkpf/15.Al-Muttafiq_&_Al-Muftariq,_Al-Muttalif_&_Al-Mukhtalif,_Al-Mutasyaabih,Rangkian_3_pmbhsan,Thaba.mp3">15. Al-Muttafiq & Al-Muftariq; Al-Muttalif & Al-Mukhtalif; Al-Mutasyabih; Rangkaian & Pembahasan Thaba</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/ao2ycr4i1y4kwqf/16.Tingkatan&Kaidah_Al-Jarh&_At-Ta%27dil,Kunyah&Nisbah_Rowi,Maulaa,Ikhwa&Akhawat,Etika&Adab_Ahli_Pn.mp3">16. Tingkatan & Kaidah Al-Jarh & At-Ta’dil; Kunyah & Nisbah Rawi; Maula; Ikhwah & Akhawat; dan lain-lain</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/xtdv6hr7376pte2/16_2.Pertanyaan.mp3">16.2. Pertanyaan</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/4b2qhw4t1gq03r3/17.Definisi_&_Manfaat_Takhrijul_Hadts,Makna_&_Buku2_Al-Mashaadir_Al-Aslii,_Keadaan_Ssorg_&_Cara_M.mp3">17. Definisi & Manfaat Takhrijul Hadts; Makna & Buku-Buku Al-Mashadir Al-Ashl; dan lain-lain</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/70s2c6efujrv27z/18.Buku2_Al-Mashaadir_Al-Aslii,_Praktek_Takhrijul_Hadits_Pd_Hadits_Sunan_At-Tirmidzi_Dan_Abu_Dawu.mp3">18. Buku-Buku Al-Mashadir Al-Ashli; Praktik Takhrijul Hadits pada Hadits Sunan At-Tirmidzy & Abu Dawud</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/6si4bdcn5kfjzbv/19.Pengenalan_Al-Masaanid,_Al-Ma%27aajim,_Takhrij_Dg_Menggunakan_Matan_2011-Okt-26.mp3">19. Pengenalan Al-Masanid; Al-Ma’ajim; Takhrij dengan Menggunakan Matan</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/6u4fe2jxe8wmcng/20.Mentakhrij_Dgn_Menggunakan_Tema_Atau_Makna_Hadits,_Buku2_Yg_Memuat_Takhrijul_Hadits_2011-Okt-2.mp3">20. Mentakhrij dengan Menggunakan Tema Atau Makna Hadits; Buku-Buku yang Memuat Takhrijul Hadits</a></p><br/><p><a href="http://www.mediafire.com/file/4cd0th56h0h4ah1/20_2.Pertanyaan.mp3">20.2. Pertanyaan</a></p><br/><p>Sumber:<a href="Dzulqarnain.Net">Dzulqarnain.Net</a></p>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-81798558291131064002012-04-13T00:04:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.916-07:00Kajian SUKSES di USIA MUDA: Ust Ayif Syafrudin dan Ust Mukhtar Abu
Nashim , 14 April 2012Di Bandung<div id="post-1193" class="post-1193 post type-post status-publish format-standard hentry category-info category-info-dakwah tag-sukses-usia-muda entry single"><br/><br/><a href="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/suksesmuda.png"><img class="alignright size-full wp-image-666" title="suksesmuda" src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/suksesmuda.png" alt="kajian ilmiah sukses muda" width="300" height="400" /></a><br/><p style="text-align:center;">InsyaAllah, akan dilakssanakan Kajian Ilmiah Islamiyah Bandung: <strong>SUKSES di USIA MUDA</strong>, bersama:</p><br/><p style="text-align:center;">1. <strong>Al-Ustadz Ayif Syafrudin</strong> (Redaktur Ahli Majalah Islam ASY SYARIAH (www.asysyariah.com)</p><br/><p style="text-align:center;">2. <strong>Al-Ustadz Mukhtar Abu Nashim</strong> (Redaktur Ahli Majalah Islam ASY SYARIAH (www.asysyariah.com)</p><br/><p style="text-align:center;"><strong>Hari Sabtu 22 Jumadil Awal 1433 H</strong> / 14 April 2012</p><br/><p style="text-align:center;">Jam 09.00 Wib – Ashar</p><br/><p style="text-align:center;"><strong>Masjid Imam Syafi’i, Desa Cimekar, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.</strong></p><br/><p style="text-align:center;"><strong>Siaran Langsung</strong>: www.radioshohabat.com<a name='more'></a></p><br/><p style="text-align:center;">Sumber: Akh Yudha Prawira Budiman</p><br/><p style="text-align:center;">Sumber:<a href="http://aasiraj.wordpress.com/2012/04/11/kajian-ilmiah-islamiyah-bandung-sukses-di-usia-muda-ust-ayif-syafrudin-dan-ust-mukhtar-abu-nashim/">aasiraj.wordpress.com</a></p><br/><br/></div>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-65645367269065013472012-04-09T08:56:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.867-07:00Bimbingan Bagi Pemula Penuntut ILmu Untuk mengenal Manhaj SalafSalafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8648706838902935566.post-7359405592281818172012-04-07T08:58:00.000-07:002012-05-26T21:53:31.884-07:00Download Daurah Al-Ushul Min ‘Ilm Al-Ushul di Makassar Oleh Ustadz
Dzulqarnain<div class="entry"><br/><br/>[caption id="attachment_650" align="alignright" width="199" caption="ilmiushulfiqh"]<a href="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/ilmiushulfiqh.png"><img class="size-full wp-image-650 " title="ilmiushulfiqh" src="http://salafiyunpress.files.wordpress.com/2012/04/ilmiushulfiqh.png" alt=" ilmiushulfiqh" width="199" height="284" /></a>[/caption]<br/><br/> <br/><br/>Berikut tautan unduh rekaman Daurah Telaah Tuntas Ilmu Ushul Fiqih (Pembahasan Kitab <em>Al-Ushul Min ‘Ilm Al-Ushul</em> karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin <em>rahimahullah</em>) yang diselenggarakan di Ma’had As-Sunnah Makassar selama 5 Hari: 25-29 Rabiul Awal 1433 / 17-21 Februari 2012. Semoga bermanfaat.<br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/ij3p20o1967ccto/01._Muqaddimah_(Riwayat_Syaikh_Al_Utsaimin,Manfaat_Mempelajari_Ilmu_Ushul_Fiqhi).mp3">01. Muqaddimah (Riwayat Syaikh Al-’Utsaimin, Manfaat Mempelajari Ilmu Ushul Fiqih)</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/e0jub2bl7ccjosn/02._Muqaddimah_Penulis,_Peng._Ushuul_Fiqhi_Dan_Manfaat_Mempelajarinya.mp3">02. Muqaddimah Penulis, Peng. Ushul Fiqih dan Manfaat Mempelajarinya</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/k8oxnsir7tfkaey/03._Peng._Al-Ahkaam,_Pembagiannya,_Peng._Al-Ahkaam_At-Takliifiyah_dan_Pembagiaannya,_Peng.Al-Ahka.mp3">03. Peng. Al-Ahkaam, Pembagiannya, Peng. Al-Ahkaam At-Takliifiyah dan Pembagiaannya</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/dix70rhsszrw6de/04._Pembagian_Al-Ahkaam_Al-Wadhi'iah,_Al-'Ilmu_(Pengertian_Dan_Pembagiannya).mp3">04. Pembagian Al-Ahkaam Al-Wadhi’iah, Al-’Ilmu (Pengertian dan Pembagiannya)</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/qejjyx7c43my6bc/05._Peng._Al-Kalaam,_Pembgn_Al-Kalaam_(Isim,Fi'il_dan_Harf_Al_Khobar_dan_Al_Insyaa_Al_Haqiqah_dan.mp3">05. Peng. Al-Kalaam, Pembagian Al-Kalaam (Isim, Fi’il dan Harf Al-Khabar dan Al-Insyaa Al-Haqiqah)</a><a name='more'></a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/t56zwubx3c1qmt8/06_a._Peng._dan_Pembgian_Al-Majaaz,_Al-Amr_(Pengertian,_Bentuk2nya,_Kehrsnnya_dan_Apa_yg_tdk_Smpu.mp3">06_a. Peng. dan Pembagian Al-Majaaz, Al-Amr (Pengertian, Bentuk-Bentuknya, Keharusannya</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/uj054ip5phci02v/06_b._Pertanyaan.mp3">06_b. Pertanyaan</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/zfydg9immbevfg4/07._An-Nahyu_(Pengertiannya,_Kehrsan_dr_Larangan,Golongan_Masuk_dlm_Khitoob_Perintah_dan_Lrngan,P.mp3">07. An-Nahyu (Pengertiannya, Keharusan dari Larangan, Golongan yang Masuk dalam Khitab Perintah dan Larangan</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/jg80267utop3b4z/08._Al-'Aam_(Pengertian,_Bentuk2nya,_Beramal_Dgn_Nash_Al-'Aam),_Al-Khaash_(Pengertian,_Mukhashish.mp3">08. Al-’Aam (Pengertian, Bentuk-Bentuknya, Beramal dengan Nash Al-’Aam), Al-Khaash (Pengertian, Mukhashish)</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/qnnaicls8762k3r/09._Diantara_Bentk_Lain_Mukhoshish_Muttashil_Yaitu_Syarat,_Sifat,_Mukhashish_Al_Munfashil,_Al-Mut.mp3">09. Di antara Bentuk Lain Mukhashish Muttashil, yaitu Syarat, Sifat, Mukhashish Al Munfashil</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/3b3x3ha3ma507wg/10_a._Al-Mujmal_Dan_Al-Mubayyan,_Adz-Dzoohir_Dan_Al-Muawwal.mp3">10_a. Al-Mujmal dan Al-Mubayyan, Adz-Dzahir Dan Al-Muawwal</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/auh23r2vu48s36p/10_b._Pertanyaan.mp3">10_b. Pertanyaan</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/3byupg8raw9gjbk/11._An-Naasikh.mp3">11. An-Naasikh</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/2bgxoklrbqd20oo/12._Al-Akhbaar_(Pengertian,Jenis2_Perbuatan_&_Taqrir_Nabi,Pembgian_Khobar_dr_Sisi_Kpd_Siapa_Di_Sa.mp3">12. Al-Akhbaar (Pengertian, Jenis-Jenis Perbuatan dan Taqrir Nabi, Pembagian Khabar</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/uum7l9ukkh1xt8n/13._Pembgian_Khobar_Dr_Sisi_Jalan2nya,_Bentk2_Penyampaian_Hdts,_Al-Ijmaa'.mp3">13. Pembagian Khabar dari Sisi Jalan-Jalannya, Bentuk-Bentuk Penyampaian Hadits, Al-Ijmaa’</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/zl85huy10c0vy92/14._Al-Qiyas_(Pengertian,_Rukun2,Dalil2,Syarat2,_Syarat2_Pd_Tiap2_Rukun_Qiyas).mp3">14. Al-Qiyas (Pengertian, Rukun-Rukun, Dalil-Dalil, Syarat-Syarat, Syarat-Syarat pada Tiap-Tiap Rukun Qiyas)</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/n2pjuwbjr7v7hxb/15._Pembgian_Qiyas,_At-Ta'arudh,At-Tartiib_Baina_Al-Adillah.mp3">15. Pembagian Qiyas, At-Ta’arudh, At-Tartiib Baina Al-Adillah</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/m640tpoz6u362c2/16._Al-Muftii_Wa_Al-Mustaftii,_Al-Ijtihaad.mp3">16. Al-Muftii Wa Al-Mustaftii, Al-Ijtihaad</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/n3hbwz3whtxh1vh/17._At-Taqliid.mp3">17. At-Taqliid</a><br/><br/><a href="http://www.mediafire.com/file/zx1ue3g8atr3bgw/18.Sesi_Tanya_Jawab.mp3">18.Sesi Tanya Jawab</a><br/><div style="text-align:left;">Sumber:<a href="http://dzulqarnain.net">Dzulqarnain.Net</a></div><br/><div class="clear"></div><br/><div class="tags"></div><br/><!--end: tags--><br/><br/></div>Salafiyunpresshttp://www.blogger.com/profile/12006391055908665317noreply@blogger.com0