إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Artinya : “Sesungguhnya orang yang beriman itu bersaudara..” (Al Hujurat 10)
Do’a dari seorang hamba kepada hamba yang lainnya adalah didasari pada sebuah rasa kecintaan pada saudaranya, sebagaimana hadits Rasululloh yang datang dari sahabat Abu Huroiroh :
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya : “Tidaklah beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang dia cintai bagi dirinya (Riwayat Bukhori & Muslim)
Sehingga apabila kita berdoa kepada Alloh meminta berbagai jenis kebaikan (berupa taufiq, hidayah, rahmat, pengampunan dan yang senjenisnya) yang kita cintai jika maka seharusnya pula kita memanjatkan do'a tersebut untuk saudara kita. Karena sudah selayaknya bagi seorang muslim itu mencintai kebaikan bagi saudaranya.
Berkaitan dengan masalah doa maka para salaf telah banyak mencontohkan dan Penulis (Syaikh Abdurrozaq bin Abdul Muhsin) telah membagi jenis doa ini menjadi 4 macam ditinjau dari siapa yang didoakan :
- Seseorang muslim yang berdoa untuk dirinya sendiri maka hendaknya dia membaca doa dalam keadaan mufrod(kata tunggal) meskipun dia dalam keadaan membaca doa ketika menjadi imam, seperti seorang yang berdoa dengan lafadz sebagai berikut :
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, terhindar dari perbuatan yang tidak baik, dan kecukupan.” (HR. Muslim)
Kecuali doa tersebut berasal dari ayat Al Quran dan ini adalah sebaik baik doa maka tidak boleh dirubah dhammirnya, seperti pada lafadz doa dalam surat Al Fatihah :
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
Artinya: "Tunjukilah kepada kami jalan yang lurus"
- Seorang muslim berdoa kepada Alloh untuk orang lain agar orang lain mendapatkan kebaikan, seperti ketika Rasul mendoakan Anas bin Malik supaya diberi banyak keturunan dan diberkahi, atau doa Rasul untuk Muawiyah yang beliau mendoakan : “Ya Alloh jadikanlah dia (Muawiyah) orang yang diberikan petunjuk dan jadikan dia menjadi sebab bagi orang lain untuk mendapatkan petunjuk”.
- Seorang Muslim berdoa untuk dirinya sendiri dan juga orang lain, maka hendaknya dia memproritaskan dirinya sendiri baru mendoakan orang lain, dan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan diri kita maka semakin kita prioritaskan, Sebagaimana Hadits dari Ubay bin Ka’ab berkata : “Apabila Rasululloh menyebut nama seseorang maka beliau mendoakan orang yang disebut tadi” . Dan dalil dalam Ayat Al Qur’an dalam surat Muhammad : “Mintalah ampunan untuk dirimu kemudian untuk orang mukmin yang laki-laki maupun perempuan”.
- Seseorang Muslim berdoa untuk dirinya sendiri dan juga orang lain dengan dhommir jamak seperti dalam do’a pada qunut sholat witir, do’a saat meminta hujan dan termasuk kebiasaan dari Rasul adalah ketika sebelum beliau bangkit dari majelis maka beliau mendoakan sahabat sahabatnya.
Download
Barokallahu fiikum
0 komentar:
Posting Komentar