Bismillah….
dengan mengharap wajah Allah subhanahuwata’ala
Hadirilah Daurah/Kajian Ilmiyah 2 (Dua) Hari , Insya Allah:
1. Ahad, 9 Jumadil Ula 1433 H (1 April 2012)
Bismillah….
dengan mengharap wajah Allah subhanahuwata’ala
Hadirilah Daurah/Kajian Ilmiyah 2 (Dua) Hari , Insya Allah:
1. Ahad, 9 Jumadil Ula 1433 H (1 April 2012)
‘Seandainya mereka para muslimah mengetahui alasan mengapa Ummahatul Mu’minin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menolak untuk dimakamkan di kamarnya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentunya mereka akan malu untuk melakukan aksi-aksi mereka di jalan.
‘Imam Adz-Dzahabi berkata, “Kemudian dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengurungkan keinginannya agar jenazahnya dimakamkan di kamarnya bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ismail bin Abi Khalid meriwayatkan dari Qais, ia bercerita bahwa tatkala ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menyampaikan keinginannya agar jenazahnya dimakamkan di kamarnya, ia berkata, “Sesungguhnnya aku telah melakukan satu kesalahan sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh sebab itu, kuburkanlah aku bersama dengan istri-istri beliau yang lain.”
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ
“Dari Abdu Dzar Al Ghiffari Radhiallahuanhu berkata:Rasulullah Sallallahualihiwassalam bersabda:”Wahai Abu Dzar,Apa kamu memandang orang banyak harta itu adalah orang kaya?”Aku berkata :”benar ya Rasulullah “lalu Rasulullah Sallallauaihiwassalam bersabda:”Apa kamu memandang orang yang sedikit harta itu orang yang faqir?”Aku berkata:”Benar ya Rasulullah .”Kemudian Rasulullah Sallallauaihiwassalam bersabda:”Sesungguhnya kaya itu adalah kaya hati dan faqir itu adalah kefaqiran hati”(1)
“Cukuplah Allah sebagai Wali dan penolong Bagi Siapa Saja yang Bertawakkal Kepada-Nya”
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
”Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”(QS.AL-Jum’uah:10)
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ
"Hai orang-orang yang beriman,apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan,hendaklah kamumenuliskannya.”(QS.Al Baqarah:282)
Betapa tinggi kedudukan amr mar’uf nahi mungkar itu.Betapa besar manfaatnya bagi kehidupan umat.Ketika ia dicampakkan,ilmu tentangnya diremehkan,dan pelaksanaannya tidak dipedulikan,niscaya akan tersebar kesesatan dan kebodohan ditengah umat,negeri-negeri hancur dan umat manusia akan binasa.
Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh Rahimahullah berkata;”Sesungguhnya mar mar;uf nahi Munkar adalah poros terkuat agama ini.Dengan misi itulah,Allah Subhanahuwata’ala mengutus para Nabi dan Rasul. Ketika ia dicampakkan,ilmu tentangnya diremehkan,dan pelaksanaannya tidak dipedulikan,niscaya akan tersebar kesesatan dan kebodohan (di tengah umat,penj.),negeri-negeri akan hancur dan umat manusia akan binasa.” (2).
Perjalanan suatu umat seringkali tidak selalu dalam satu keadaan.Pasang surutnya iman,berat ringannya rintangan,besar kecilnya godaan sangat berpengaruh bagi eksitensi mereka dalam kehidupan.Terkadang ia mampu berada diatas kebaikan dan terkadang pula terseok-seok diempaskan oleh badai kemungkaran.Maga Suci Allah dengan Segala Hikmahnya.Yang telah membimbing para hamba untuk saling menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran,serta menjadikannya amalan mulia dalam semua syariat (agama) yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul-Nya.Bahkan karenanya Allah Subhanahuwata’ala menurunkan kitab suci dan mengutus para Rasul dimuka bumi.Demikianlah penuturan,Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah dalam kitab al-Istiqomah (2/198)
[slideshow]
‘Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhu Berkata;
“Ilmu itu lebih baik dari pada harta.Ilmu itu akan menjagamu,Sedangkan harta engkaulah yang akan menjaganya.Ilmu itu semakin berkembang dengan di infaqkkan sedangkan harta akan berkurang jika di infaqkkan.Ilmu adalah yang mengaturmu,sedangkan harta, engkaulah yang akan mengaturnya.Mencintai ilmu itu adalah agama,yang dengan seseorang dengan itu bribadah dengannya.
Ilmu akan membuahkan ketaatan didalam kehidupan pemiliknya serta mengharumkan namanya setelah ia meninggal dunia.Kebaikan pemilik harta akan melenyap bersamaan dengan kepergiannya.Para penimbun harta (pada hakikatnya) telah mati (meskipun) mereka itu masih hidup.Adapun para Ulama tetap kekal sepanjang masa.Jasad mereka telah tiada,namun kenangan manusia tetang mereka senantiasa melekat di hati manusia”